Latar Belakang Proyek Jembatan Aramco
Pembangunan Jembatan Aramco di kawasan Pelabuhan Merak saat ini sedang dalam tahap konstruksi yang signifikan.
Proyek ini berada di bawah pengawasan Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Direktorat Jenderal Bina Marga dan ditargetkan rampung pada akhir Juli 2025. Uji coba atau oven traffic dijadwalkan pada 31 Juli 2025.
Meskipun proyek ini penting untuk meningkatkan konektivitas pelabuhan dan mendukung arus logistik nasional, kegiatan pembangunan menimbulkan gangguan terhadap arus lalu lintas terutama di ruas Cikuasa Atas. Sebagai antisipasi, skema pengalihan arus lalu lintas diberlakukan sementara.
Analisis Dampak Rekayasa Lalu Lintas
Polda Banten Turun Tangan
Direktorat Lalu Lintas Polda Banten di bawah kepemimpinan Kombes Dr. Lenganek Mawardi telah menyiapkan dua skema pengalihan lalu lintas sebagai respon terhadap penutupan sementara ruas jalan yang terdampak proyek:
-
Dari Merak ke Jakarta:
Kendaraan dialihkan keluar di Gerbang Tol Cilegon Barat, diarahkan melewati Jalan Arteri Cikuasa Bawah, lalu kembali masuk melalui Gerbang Tol Merak. -
Dari Jakarta ke Merak:
Kendaraan diatur agar tidak melintasi titik crossing di Pertigaan Gerem Bawah, lokasi yang rentan menimbulkan kepadatan. Arus diarahkan langsung melalui jalur bawah tanpa mengganggu titik pembangunan.
Peran BPTD dan Koordinasi Multiinstansi
BPJN bekerja sama dengan BPTD Kelas II Banten mendukung teknis rekayasa dengan memasang Variable Message Sign (VMS) di titik exit Cilegon Barat. VMS memberikan informasi langsung kepada pengemudi mengenai rute alternatif.
Selain itu, informasi jalur keluar juga disampaikan kepada penumpang kapal oleh operator pelayaran. Ini dilakukan agar kendaraan diarahkan sesuai jalur yang telah ditentukan, berdasarkan golongan kendaraan masing-masing.
Struktur Skema Rekayasa
Skema dari Pelabuhan Merak ke Jakarta
-
Kendaraan keluar di Gerbang Tol Cilegon Barat.
-
Kemudian diarahkan ke Jalan Arteri Cikuasa Bawah.
-
Masuk kembali ke tol melalui Gerbang Tol Merak.
Skema dari Jakarta ke Merak
-
Kendaraan menghindari titik crossing di Pertigaan Gerem Bawah.
-
Pengaturan lalu lintas memastikan kendaraan langsung masuk ke jalur Cikuasa Bawah.
-
Pengendalian dilakukan oleh petugas lapangan dengan sistem rotasi arus.
Pemasangan VMS
VMS di lokasi strategis memberikan informasi real-time tentang kondisi lalu lintas, jalur yang dibuka atau ditutup, serta himbauan kepada pengguna jalan.
Sosialisasi Melalui Operator Kapal
Operator kapal ferry memberikan informasi kepada penumpang kendaraan terkait pengaturan jalur keluar dari pelabuhan. Hal ini dilakukan sebelum kendaraan turun dari kapal untuk menghindari kebingungan dan kepadatan.
Tinjauan Teknis dari Perspektif Pakar
Sebagai pakar dalam manajemen lalu lintas dan transportasi, strategi ini menunjukkan pendekatan responsif terhadap dampak infrastruktur besar.
Pengalihan arus sebelum titik kemacetan merupakan langkah antisipatif yang bijak. Jalan arteri Cikuasa Bawah juga digunakan secara maksimal tanpa perlu membangun jalur baru.
Koordinasi lintas instansi menjadi elemen kunci, mulai dari BPJN, BPTD, hingga kepolisian. Penggunaan VMS dan komunikasi langsung kepada pengguna jalan memperlihatkan pendekatan berbasis informasi dan teknologi.
Namun, tantangan tetap ada. Volume kendaraan yang tinggi pada masa puncak seperti libur panjang atau arus mudik bisa tetap menimbulkan kemacetan, meski jalur alternatif tersedia.
Di sisi lain, efektivitas sistem sangat bergantung pada kesadaran dan disiplin pengemudi. Oleh karena itu, pengawasan aktif di lapangan menjadi penting.
Rekomendasi untuk Optimalisasi
-
Penambahan personel pengawas malam hari untuk membantu manajemen arus dan respon cepat terhadap insiden kendaraan mogok.
-
Penguatan pengawasan CCTV agar instansi terkait dapat memantau kondisi lalu lintas secara real-time dan mengambil keputusan cepat.
-
Komunikasi terpadu melalui media sosial, radio, dan aplikasi perjalanan untuk memberi update situasional kepada pengguna jalan.
-
Rencana kontingensi tambahan bila terjadi lonjakan volume kendaraan di luar proyeksi.

