Kronologi Hilangnya Pendaki di Gunung Salak
Seorang pria berusia 60 tahun dilaporkan hilang saat mendaki Gunung Salak, Bogor. Ia mendaki bersama seorang teman untuk berolahraga ringan di kawasan Ciapus, Tamansari. Pendakian dilakukan Sabtu pagi, sekitar pukul delapan, sebelum akhirnya berpisah di lereng.
Pada pukul sebelas siang, pria itu memutuskan menuruni lereng gunung secara mandiri. Temannya tidak ikut karena merasa jalurnya curam dan memilih tetap menunggu di atas. Namun, setelah satu jam menunggu, pria tersebut tak juga muncul kembali ke lokasi awal.
Temannya akhirnya memutuskan turun sendiri sekitar pukul dua belas siang karena khawatir. Ia sempat tersesat cukup lama di jalur dan merasa bingung tanpa tanda arah yang jelas. Untungnya, ia menemukan pipa air dan mengikuti jalurnya hingga berhasil pulang selamat.
Upaya Pencarian oleh Warga dan Keluarga
Korban tak kunjung pulang hingga sore, membuat keluarga cemas dan melapor ke warga. Warga sekitar pun bergotong royong melakukan pencarian di jalur pendakian Gunung Salak. Pencarian dilakukan hingga malam hari, namun korban tak juga ditemukan atau terdengar kabarnya.
Pihak keluarga terus mengawasi jalur dan memanggil korban dengan harapan ada respons. Namun, pencarian malam itu belum membuahkan hasil meski sudah menyisir sejumlah titik. Keadaan semakin cemas karena tidak ada sinyal atau tanda kehidupan dari sang korban.
Akhirnya laporan resmi disampaikan ke dinas terkait pada Minggu malam pukul 21.30 WIB. Petugas dari Damkar dan SAR menerima informasi dan langsung menyusun rencana evakuasi. Kepala Damkar Bogor, Yudi Santosa, mengonfirmasi hilangnya korban secara resmi ke media.
Tim SAR Gabungan Dikerahkan Sejak Minggu PagiT
im gabungan SAR mulai melakukan pencarian korban sejak Minggu pagi pukul lima tepat. Tim menyisir lereng gunung dengan peralatan lengkap dan mengikuti jalur air alami. Pencarian melibatkan banyak pihak termasuk petugas pemadam, relawan, dan warga lokal.
Wahyudi, Kepala Seksi Penyelamatan Damkar, menyatakan korban adalah pendaki lokal berpengalaman. Namun kondisi cuaca, kabut, dan licinnya jalur menyulitkan pencarian secara menyeluruh. Hingga siang hari, belum ada tanda keberadaan korban meskipun pencarian terus berlanjut.
Petugas memperluas radius pencarian dan menambah personel demi mempercepat proses pencarian. Anjing pelacak juga diturunkan untuk membantu menemukan jejak atau bau korban. Keluarga korban terus berada di lokasi dan menunggu perkembangan dari tim penyelamat.
Dugaan Korban Tersesat atau Terjatuh di Lereng Terjal
Berdasarkan informasi temannya, korban kemungkinan tersesat atau mengalami insiden di jalur turun.
Jalur tersebut memang dikenal sulit, curam, dan jarang dilewati pendaki biasa pada umumnya. Petugas belum menemukan barang pribadi korban di sekitar jalur atau titik rawan tertentu.
Upaya pencarian terus dilakukan dengan memperluas cakupan hingga dua kilometer lebih. Kemungkinan korban berpindah arah mengikuti suara air atau jalur tak umum lainnya. Namun karena medan yang kompleks, pencarian memerlukan waktu, tenaga, dan ketelitian tinggi.
Pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk melaporkan bila menemukan tanda mencurigakan. Sementara itu, keluarga korban terus berharap ia ditemukan dalam keadaan selamat. Hingga saat ini operasi pencarian belum dihentikan dan terus berlanjut secara intensif.

