Taiwan Tawarkan Dialog Damai dengan China

 

Taiwan Tawarkan Dialog Damai dengan China

Pemerintah Taiwan menyampaikan keinginan menjalin komunikasi damai kepada Tiongkok secara terbuka dan langsung. Presiden Taiwan menyatakan bahwa perdamaian lintas selat harus dijaga melalui dialog tanpa tekanan sepihak. Taipei menegaskan bahwa stabilitas kawasan hanya dapat dicapai dengan pendekatan damai dan timbal balik.

Meski ketegangan meningkat, Taiwan tetap membuka jalur diskusi guna meredakan situasi diplomatik terkini. Para pejabat di Taipei menyebutkan bahwa niat baik ini penting untuk mencegah konflik berkepanjangan. Dialog yang diusulkan mencerminkan komitmen Taiwan terhadap perdamaian dan kerja sama lintas batas nasional.

Langkah ini muncul saat tekanan militer dan diplomatik dari Tiongkok terus meningkat di berbagai sektor. Taiwan berharap komunitas internasional dapat mendukung upaya damai dan menolak tindakan provokatif. Konsistensi Taiwan dalam mengedepankan dialog merupakan strategi penting menjaga keamanan dan kedaulatan.

Presiden Lai Ching-te Tegaskan Perdamaian Harus Dibarengi Kesiapsiagaan

Di jantung Taipei, tepat setahun setelah dilantik, Presiden Lai berbicara dengan nada tenang dan tegas.
Ia tahu bahwa setiap kalimat akan terdengar hingga Beijing, menembus dinding-dinding kekuasaan dan kebijakan. Pada Selasa (20/5), dari Kantor Kepresidenan yang dijaga ketat, ia menegaskan pesan utama kepada dunia.

“Perdamaian itu tak ternilai. Tapi mengejar tanpa kesiapan adalah mimpi buruk,” ujar Presiden dengan tajam. Tatapannya menyapu ruangan penuh jurnalis, menandakan tekad tak goyah dari seorang pemimpin di bawah tekanan. Ia mengisyaratkan, meski damai diinginkan, kesiapan tetap menjadi fondasi utama menghadapi ancaman terbuka.

Pemerintah Taiwan telah memperkirakan reaksi keras dari Beijing sejak awal masa jabatan Presiden Lai dimulai. Sejak 2024, Tiongkok meluncurkan latihan militer: "Joint Sword-2024A", "Joint Sword-2024B", dan terbaru "Strait Thunder-2025A". Dalam 24 jam terakhir, terdeteksi 6 pesawat dan 11 kapal perang Tiongkok mendekati wilayah Taiwan secara aktif.

Pertahanan Nasional Taiwan Bukan Tindakan Provokatif, Tapi Bentuk Perlindungan

Meski Beijing mencap Lai sebagai separatis dan pemicu instabilitas, Taiwan tetap konsisten pada prinsipnya sendiri. Presiden menegaskan bahwa pertahanan bukan bentuk agresi, melainkan upaya realistis untuk mencegah perang. “Mempersiapkan perang adalah langkah paling realistis untuk menghindarinya,” tegasnya kepada publik dan media.

Baginya, keamanan tak cukup dengan harapan — harus dibangun melalui kesiapan sistemik dan kekuatan pertahanan. Taiwan kini memperkuat pertahanan nasional sebagai reaksi terhadap meningkatnya manuver militer dari Tiongkok. Sistem radar, rudal, dan aliansi strategis diperkuat agar dapat menjaga kedaulatan dan ketahanan domestik.

Langkah ini bukan sekadar simbol perlawanan, tetapi pesan bahwa Taiwan takkan tunduk pada tekanan eksternal. Pemerintah mengajak rakyat bersatu menjaga negara, bukan untuk menyerang, tapi demi mempertahankan hidup damai. Infrastruktur pertahanan dianggap sebagai pelindung terakhir dalam ketegangan geopolitik yang terus berkembang.

Ekonomi dan Teknologi Jadi Pilar Strategis Perlindungan Jangka Panjang

Selain militer, Taiwan membangun kekuatan melalui sektor ekonomi dan teknologi sebagai benteng modern strategis. Presiden Lai mengumumkan rencana pembentukan dana kekayaan negara untuk mendukung industri strategis nasional. Dana ini akan menjadi platform sinergi pemerintah dan swasta dalam penguatan ekonomi berbasis teknologi unggul.

Sebagai pusat semikonduktor global, Taiwan sadar bahwa kekuatan ekonomi dapat menjadi alat perlindungan tersendiri. Kemandirian ekonomi diyakini sebagai pertahanan jangka panjang menghadapi tekanan dan isolasi diplomatik luar. Inovasi teknologi dan pengembangan industri tinggi diharapkan memperkuat posisi tawar Taiwan di panggung global.

Presiden juga menegaskan bahwa kebijakan ekonomi bukan hanya angka, tapi strategi geopolitik berkelanjutan. Kemitraan baru dirancang untuk menjaga arus modal, distribusi produksi, dan kemandirian pasokan nasional. Langkah ini juga menunjukkan bahwa Taiwan tidak hanya bertahan, tapi aktif mengukir masa depan ekonominya sendiri.

 

Lebih baru Lebih lama

ads

Berita Amanah dan Terpeercaya

ads

Berita Amanah dan Terpeercaya
Berita Amanah dan Terpeercaya

نموذج الاتصال