Muhyi al-Din Najm, warga Palestina berusia 60 tahun, meninggal saat ditahan oleh otoritas Israel. Ia ditangkap sejak Agustus 2023 tanpa dakwaan resmi dan tanpa proses hukum terbuka. Selama ditahan, keluarga dan pengacara menyebut ia tidak memperoleh layanan kesehatan yang memadai. Pihak rumah tahanan melaporkan Najm ditemukan tidak sadarkan diri di sel tahanannya.
Otoritas Israel belum merilis penjelasan resmi mengenai penyebab kematiannya secara rinci. Laporan awal menyebutkan tubuhnya dibawa untuk pemeriksaan forensik oleh otoritas setempat. Namun keluarga korban meragukan transparansi penyelidikan kematian Najm oleh pemerintah Israel.
Organisasi hak asasi manusia menyoroti kembali sistem penahanan administratif yang digunakan terhadap warga Palestina. Mereka menyebut praktik ini sebagai pelanggaran terhadap prinsip keadilan dan hak asasi manusia. Kematian Najm dianggap sebagai akibat langsung dari sistem penahanan yang tidak adil dan tidak manusiawi.
Penahanan Administratif Israel Kembali Disorot Komunitas Internasional
Penahanan administratif adalah metode Israel menahan warga Palestina tanpa dakwaan ataupun pengadilan terbuka. Praktik ini memungkinkan perpanjangan masa tahanan berulang kali tanpa alasan yang jelas. Saat ini, lebih dari 500 warga Palestina berada dalam status tahanan administratif di Israel.
Banyak dari mereka ditahan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun tanpa mengetahui alasan hukumnya. Mereka juga sering kali tidak diberi akses kepada pengacara atau dokumen pembelaan. Organisasi internasional seperti Amnesty International menyebut kebijakan ini bertentangan dengan hukum kemanusiaan internasional.
Kematian Muhyi al-Din Najm menjadi simbol dari sistem penahanan sewenang-wenang ini. Komunitas HAM menilai bahwa kasus Najm bukan insiden tunggal tetapi pola perlakuan sistemik. Seruan untuk menghentikan penahanan administratif terus meningkat dari lembaga-lembaga HAM dunia. Kasus Najm memperkuat tuntutan untuk reformasi sistem hukum yang diterapkan Israel terhadap warga Palestina.
Seruan Keadilan dan Transparansi Terus Bergema di Tengah Konflik Berkelanjutan
Kematian Muhyi al-Din Najm memicu aksi protes di berbagai wilayah Palestina dan komunitas internasional. Demonstran membawa poster Najm dan menyerukan keadilan serta akuntabilitas dari pemerintah Israel. Mereka menuntut diakhirinya praktik penahanan administratif dan perlakuan manusiawi bagi semua tahanan Palestina.
Aksi solidaritas juga dilakukan oleh aktivis di luar negeri melalui media dan forum internasional. Mereka mendesak adanya investigasi independen atas kematian Najm dan kondisi penjara Israel. Banyak organisasi menilai kondisi penahanan di Israel sebagai pelanggaran terhadap martabat manusia.
Najm sendiri dikenal aktif dalam kegiatan sosial di kampung halamannya sebelum ditangkap. Ia bukan sosok yang asing di komunitas Nablus, Palestina, tempat asalnya. Kematian tragisnya kini menjadi simbol dari nasib ratusan tahanan Palestina lainnya. Sorotan dunia atas kasus ini bisa menjadi titik balik desakan perubahan kebijakan penahanan oleh Israel.

