Pembangunan IKN Tetap Berjalan Lancar Pasca Kebakaran di Hunian Pekerja

 

Pembangunan IKN Tetap Berjalan Lancar Pasca Kebakaran di Hunian Pekerja

Respons Cepat OIKN dalam Menangani Insiden

Sebagai pakar infrastruktur, saya menilai langkah cepat Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) patut diapresiasi. Insiden kebakaran di Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) Tower 14, Site 1A, Nusa Indah pada 1 Oktober tidak memengaruhi jalannya pembangunan IKN. Hal ini menjadi bukti kesiapan sistem mitigasi bencana di kawasan proyek strategis nasional tersebut.

Juru Bicara OIKN, Troy Pantouw, menegaskan seluruh proses pembangunan tetap berjalan sesuai rencana. Tidak ada aktivitas konstruksi yang terhenti maupun ditunda karena kebakaran. Keterangan resmi yang disampaikan pada 3 Oktober menekankan bahwa prioritas utama adalah keselamatan pekerja dan kelanjutan proyek pembangunan.

Upaya koordinasi lintas instansi memperlihatkan sinergi kuat antara pemerintah pusat, daerah, serta perusahaan konstruksi. Bagi saya, ini menjadi contoh nyata bagaimana manajemen risiko diterapkan dalam skala megaproyek. Insiden dapat dikelola tanpa menimbulkan dampak sistemik terhadap agenda pembangunan IKN.

Keterlibatan Multi Pihak dalam Pemadaman

Penanganan kebakaran dilakukan oleh berbagai pihak secara terorganisir. Dinas Pemadam Kebakaran Penajam Paser Utara (PPU), BPBD PPU, Polsek Sepaku, Koramil Sepaku, hingga Kementerian PUPR bekerja bersama. Ditambah lagi keterlibatan kontraktor besar seperti PT PP, PT Wika Gedung, PT Adhi Karya, PT IHM, dan PT MCorp Sukses Makmur mempercepat proses pemadaman.

Api berhasil dikendalikan dalam waktu kurang dari dua jam, tepatnya sekitar pukul 19.55 WITA. Setelah api padam, dilakukan proses pendinginan untuk memastikan tidak ada bara api tersisa yang dapat memicu kembali kebakaran. Berkat penanganan cepat, kebakaran terbatas hanya pada Tower 14 dan tidak menjalar ke tower lain.

Sebagai analis risiko konstruksi, saya menilai koordinasi teknis yang dilakukan sangat efektif. Sistem tanggap darurat yang diterapkan menunjukkan kesiapan dalam mengantisipasi ancaman serupa. Standar operasional seperti ini sebaiknya menjadi acuan untuk proyek besar lainnya di Indonesia.

Dampak Kerusakan pada Hunian Pekerja

Kebakaran menyebabkan kerusakan signifikan pada lantai tiga dan empat Tower 14. Tercatat 14 kamar di masing-masing lantai terdampak dengan kerusakan pada plafon, dinding, dan perabotan. Selain itu, area sekitar juga terkena imbas akibat panas api dan air pemadaman.

Meski kerugian material masih dalam tahap pendataan, indikasi awal memperlihatkan nilai kerusakan cukup besar. Otorita IKN bersama Building Management masih menghitung detail kerugian yang ditimbulkan. Namun, prioritas saat ini adalah pemulihan hunian dan keselamatan pekerja terdampak.

Sebanyak 608 pekerja dari berbagai kontraktor harus direlokasi sementara. Mereka berasal dari PT PP, PT Brantas Abipraya, serta PT Nindya Karya KSO yang mengerjakan proyek hunian vertikal TNI. Bagi pekerja konstruksi, relokasi cepat menjadi langkah krusial agar aktivitas tetap berjalan.

Relokasi dan Jaminan Keselamatan Pekerja

OIKN memastikan tidak ada korban jiwa maupun luka dalam insiden ini. Semua pekerja berhasil dievakuasi dengan aman dan telah didata secara lengkap. Garis polisi dipasang sebagai bagian dari investigasi, sementara tim identifikasi Polres PPU bersama Polda Kalimantan Timur telah bekerja di lokasi.

Relokasi dilakukan ke dua lokasi hunian lain di kawasan HPK. Para pekerja dipindahkan ke Tower 02 (Bengkirai) Site 1B dan Tower 06 (Flamboyan) Site 1C. Dengan langkah ini, pekerja dapat tetap melanjutkan aktivitas tanpa terganggu kondisi hunian yang terbakar.

Dari sudut pandang manajemen proyek, langkah relokasi ini sangat penting. Ketersediaan hunian alternatif membuktikan bahwa rencana kontinjensi telah dipersiapkan. Keamanan dan kenyamanan pekerja konstruksi menjadi faktor utama dalam menjaga keberlanjutan pembangunan IKN.

Investigasi dan Langkah Lanjutan

Hingga kini, penyebab kebakaran masih menunggu hasil pemeriksaan forensik dari pihak kepolisian. Investigasi menyeluruh diperlukan agar dapat diketahui faktor pemicu, apakah terkait instalasi listrik, kelalaian, atau hal teknis lainnya. Kepastian penyebab akan menentukan langkah perbaikan sistem keamanan di masa depan.

OIKN menegaskan komitmennya dalam meningkatkan standar keamanan dan keselamatan kerja. Insiden di Tower 14 dijadikan evaluasi untuk memperkuat sistem proteksi kebakaran di seluruh kawasan HPK. Bagi saya, hal ini merupakan implementasi prinsip continuous improvement yang wajib diterapkan pada proyek besar.

Ke depan, langkah mitigasi harus terus diperkuat melalui pelatihan rutin, perbaikan instalasi, dan penyediaan peralatan pemadam modern. Dengan strategi tersebut, pembangunan IKN dapat berlangsung tanpa hambatan besar dan risiko keselamatan pekerja lebih terkendali.

Lebih baru Lebih lama

ads

Berita Amanah dan Terpeercaya

ads

Berita Amanah dan Terpeercaya
Berita Amanah dan Terpeercaya

نموذج الاتصال