Kebijakan Stabilitas Harga Jagung
Pemerintah menegaskan komitmennya menjaga ketersediaan jagung pakan melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Program ini dihadirkan agar peternak unggas dapat membeli jagung dengan harga lebih terjangkau. Bulog ditugaskan menyalurkan stok Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) langsung kepada peternak.
Langkah ini diambil untuk merespons lonjakan harga jagung di pasaran yang cukup membebani peternak layer. Harga jagung pakan dalam beberapa bulan terakhir melampaui acuan konsumen yang ditetapkan pemerintah. Dengan adanya intervensi, diharapkan beban produksi dapat ditekan sehingga harga telur tetap stabil.
Anggaran senilai Rp 78,6 miliar telah disiapkan untuk program ini. Pemerintah mematok harga penyaluran jagung SPHP sebesar Rp 5.500 per kilogram, lebih rendah dibanding harga pasar saat ini. Selisih harga akan ditanggung melalui subsidi agar peternak tetap bisa berproduksi.
Alokasi Stok Cadangan Jagung
Bulog mengelola stok jagung yang akan dilepas dalam skema SPHP mencapai 52.400 ton. Jumlah ini berasal dari penyerapan hasil panen petani lokal pada periode sebelumnya. Penyaluran akan difokuskan kepada peternak layer mandiri yang paling terdampak oleh fluktuasi harga.
Berdasarkan data per 30 Agustus, stok CJP tercatat 63,8 ribu ton dengan kondisi segar dan kualitas terjaga. Sebanyak 95,5% dari total stok masih dalam usia simpan di bawah enam bulan. Hal ini memastikan mutu jagung tetap layak digunakan sebagai bahan pakan.
Untuk harga pembelian di tingkat petani, pemerintah menetapkan HPP jagung pipilan kering Rp 5.500/kg dengan kadar air 18–20%. Sementara di gudang Bulog, HPP mencapai Rp 6.400/kg dengan standar kadar air maksimal 14% dan aflatoksin maksimal 50 ppb. Kebijakan ini menjaga keseimbangan antara kepentingan petani dan peternak.
Dampak bagi Peternak Unggas
Kondisi pasar menunjukkan harga jagung di tingkat peternak saat ini mencapai Rp 6.628/kg. Angka tersebut naik 2,65% dibanding sebulan sebelumnya. Jika tren kenaikan tidak dikendalikan, risiko penurunan produksi telur akan semakin besar.
Program SPHP jagung memberi ruang napas bagi peternak untuk bertahan menghadapi biaya produksi yang terus meningkat. Harga Rp 5.500/kg membantu mereka menjaga efisiensi usaha tanpa mengurangi kualitas pakan. Dukungan ini juga diharapkan berdampak pada stabilitas harga telur bagi konsumen.
Penyaluran SPHP tahun sebelumnya terbukti efektif mendukung keberlangsungan usaha peternak. Realisasi pada 2023 tercatat 27,6 ribu ton, meningkat tajam pada 2024 menjadi 275,5 ribu ton. Tren positif ini menjadi dasar keyakinan bahwa intervensi tahun 2025 akan membawa dampak signifikan.
Strategi Keberlanjutan Produksi
Pemerintah menempatkan program SPHP jagung sebagai bagian dari strategi besar menjaga ketahanan pangan. Dengan harga yang lebih terkendali, peternak unggas bisa fokus meningkatkan produktivitas tanpa khawatir terbebani biaya pakan. Hal ini juga memperkuat rantai pasok protein hewani nasional.
Selain itu, penyerapan hasil panen petani oleh Bulog menegaskan peran ganda kebijakan ini. Petani mendapat kepastian harga jual yang layak, sementara peternak memperoleh bahan baku pakan dengan harga lebih rendah. Skema ini menjaga keseimbangan ekosistem pangan dalam negeri.
Dalam jangka panjang, keberhasilan program akan menentukan daya saing sektor peternakan. Produksi telur yang stabil dengan harga terjangkau menjadi indikator utama. Pemerintah berharap dukungan ini dapat memperkuat basis perekonomian melalui usaha peternakan yang kompetitif.
Harapan untuk Ketahanan Pangan Nasional
Program SPHP jagung bukan sekadar intervensi harga, tetapi langkah strategis membangun pondasi swasembada pangan. Dengan menjaga keseimbangan antara petani dan peternak, pemerintah memastikan pasokan protein hewani tetap terjaga.
Kebijakan ini juga menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi lintas sektor diperlukan untuk menghadapi gejolak harga komoditas strategis. Melalui dukungan anggaran, penyerapan stok, dan distribusi terarah, rantai pasok pangan nasional dapat terjaga lebih stabil.
Dengan implementasi yang konsisten, program ini diharapkan mampu menekan volatilitas harga jagung hingga akhir tahun. Pada akhirnya, keberhasilan SPHP jagung akan menjadi fondasi penting bagi keberlanjutan sektor pangan Indonesia.

