Pemerintah Siapkan Dana Rp 1,8 Triliun untuk Memacu Riset Kampus di Delapan Sektor Strategis

 

Pemerintah Siapkan Dana Rp 1,8 Triliun untuk Memacu Riset Kampus di Delapan Sektor Strategis

Pendanaan Riset Kampus yang Semakin Terarah

Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) tengah menyiapkan anggaran sebesar Rp 1,8 triliun guna memperkuat riset di perguruan tinggi nasional. Dana tersebut akan difokuskan dalam delapan bidang strategis yang menjadi prioritas pembangunan.

Arahan langsung Presiden pangan, energi, kesehatan, pertahanan, maritim, hilirisasi dan industrialisasi, digitalisasi (termasuk AI dan semikonduktor), serta material dan manufaktur maju.

Pada Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025, Wakil Menteri Stella Christie menjelaskan bahwa skema pendanaan dirancang agar dana dapat langsung diterima oleh peneliti pemenang hibah, sebagai insentif yang memacu produktivitas dan inovasi.

Fokus pada Bidang Strategis Nasional

Bidang-bidang Prioritas

Pendanaan diarahkan ke bidang-bidang yang dianggap krusial untuk ketahanan dan daya saing nasional. Penekanan diberikan pada sektor pangan dan energi untuk mencapai swasembada; kesehatan dan pertahanan demi jaminan keamanan publik; maritim sebagai tulang punggung kewilayahan; hilirisasi dan industrialisasi untuk memperkuat nilai tambah; serta digitalisasi dan manufaktur maju yang menjadi kunci transformasi di era teknologi tinggi.

Regulasi dan Prosedur yang Lebih Efisien

Selain pendanaan, regulasi juga dibenahi untuk memangkas beban administratif bagi peneliti dan pelaku industri. Hal ini diupayakan agar penelitian dan kolaborasi riset dapat berjalan lebih lancar, cepat, dan efektif.

Sinergi antara Kampus, Industri, dan Pemerintah

Langsung ke Peneliti

Rencana pemberian insentif langsung kepada peneliti lewat LPDP disebut sebagai inovasi dalam sistem penganggaran riset. Pendekatan ini berbeda dari skema APBN tradisional dan diharapkan lebih memotivasi akademisi dalam menghasilkan karya inovatif.

Integrasi Kampus–Industri

Kemdiktisaintek terus mendorong kampus menjadi pusat riset yang relevan dengan kebutuhan industri dan pembangunan nasional. Perguruan tinggi diharapkan berperan sebagai pusat penelitian dan pengembangan (R&D) lokal, bukan sekadar menara akademik.

Program Hilirisasi dan Konsorsium Unggulan

Mendorong riset dan inovasi berdampak, Kemdiktisaintek juga meluncurkan Program Hilirisasi Riset Prioritas dan Program Riset Konsorsium Unggulan Berdampak tahun 2025. Program ini mengajak kolaborasi antara kampus, industri, dan stakeholder lainnya untuk mempercepat penerapan hasil riset dalam masyarakat dan pasar.

Menuju Riset Berdampak dan Inklusif

Pendekatan Klaster

Dalam distribusi anggaran riset, pendekatan klasterisasi diterapkan berdasarkan kapasitas institusi, rekam jejak riset, dan potensi lokal. Model ini bertujuan memastikan keadilan distribusi serta pemberdayaan lembaga yang membutuhkan dorongan penguatan kapasitas.

Nilai Tambah Publik

Setiap rupiah dana riset diharapkan memberikan kontribusi nyata, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun pemerataan manfaat—termasuk menjangkau daerah tertinggal dan komunitas lokal melalui program-program seperti Kosabangsa dan Mahasiswa Berdampak.

Lebih baru Lebih lama

ads

Berita Amanah dan Terpeercaya

ads

Berita Amanah dan Terpeercaya
Berita Amanah dan Terpeercaya

نموذج الاتصال