Lonjakan Kasus Pneumonia di Indonesia: Balita dan Lansia Jadi Kelompok Rentan

 

Lonjakan Kasus Pneumonia di Indonesia

Tren Epidemi Kasus Pneumonia di RI

Menurut data Tim Kerja ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), pneumonia mengalami peningkatan substansial di Indonesia sejak 2020. Pemerintah melalui Kemenkes melaporkan kenaikan dari 429.007 kasus di tahun 2020 menjadi 857.483 pada 2024. Jumlah kumulatif kasus kini mendekati 800 ribu, mencerminkan beban kesehatan masyarakat yang terus membesar.

Data rinci:

  • 2020: 429.007

  • 2021: 441.424

  • 2022: 624.206

  • 2023: 715.760

  • 2024: 857.483

Kondisi ini tak lepas dari semakin baiknya sistem deteksi ISPA, khususnya pada balita, yang sudah menjadi prioritas utama Kemenkes sejak pandemi COVID‑19.

Kelompok Paling Rentan Terpapar

Balita: Titik Prioritas Deteksi Awal

Balita mendominasi angka kasus pneumonia. Hal ini disebabkan oleh sistem imun yang belum matang, paparan polusi, serta lingkungan kurang higienis. Dr. Denny Fatah dari Tim ISPA Kemenkes menyatakan, "deteksi dini difokuskan pada usia balita" yang menjadi alasan utama peningkatan pelaporan kasus di kelompok ini.

Lansia dan Dewasa dengan Penyakit Penyerta

Tidak hanya balita, pneumonia pada orang dewasa dan lansia juga memberi beban signifikan. Ketua PAPDI, Dr. Eka Ginanjar, menyampaikan bahwa "beban penyakit pneumonia di Indonesia masih tinggi, termasuk pada kelompok dewasa dan lansia, serta individu dengan penyakit penyerta". Kelompok ini rentan mengalami komplikasi serius dan meningkatnya angka rawat inap.

Penyebab dan Berbagai Komplikasi

Pneumonia terjadi akibat infeksi bakteri, virus, atau jamur yang mengisi alveoli paru-paru dengan cairan atau nanah. Streptococcus pneumoniae sering terlibat dalam kasus berat. Menurut WHO dan CDC, pneumonia adalah penyebab utama kematian akibat infeksi di seluruh dunia, terutama pada anak di bawah lima tahun dan lansia.

Peran Vaksinasi dalam Pencegahan

Vaksinasi Pneumokokus: Strategi Pencegahan Utama

Dalam diskusi publik PAPDI, vaksinasi pneumokokus disebut sebagai intervensi paling efektif melawan pneumonia. PAPDI merilis jadwal imunisasi dewasa 2025 yang merekomendasikan:

  • PCV‑20 (conjugate): untuk yang berusia ≥ 18 tahun, sudah disetujui BPOM RI sejak September 2024.

  • Polisakarida pneumokokus: untuk usia ≥ 50 tahun, sebagai booster.

Inovasi Vaksin Generasi Baru

Vaksin generasi baru seperti PCV‑20 menawarkan perlindungan lebih luas terhadap berbagai serotipe bakteri penyebab pneumonia. Upaya ini bertujuan menurunkan beban penyakit dan biaya perawatan yang tinggi akibat rawat inap, khususnya pada kelompok rentan.

Tantangan dan Rekomendasi Praktis

Rendahnya Kesadaran Vaksinasi Dewasa

Prof. Samsuridjal Djauzi (PAPDI) menyoroti keyakinan masyarakat bahwa vaksin hanya untuk anak-anak, padahal kekebalan tubuh menurun seiring usia, terutama pada lansia. Perlu edukasi intensif agar vaksinasi dewasa tidak terlewatkan.

Sinergi Program Kesehatan Primer

Pendekatan preventif melalui vaksinasi harus didukung oleh layanan primer, seperti Puskesmas dan Posyandu. Fasilitas ini wajib meningkatkan akses dan sosialisasi imunisasi bagi semua kelompok usia.

Lebih baru Lebih lama

ads

Berita Amanah dan Terpeercaya

ads

Berita Amanah dan Terpeercaya
Berita Amanah dan Terpeercaya

نموذج الاتصال