Latar Belakang Program Sekolah Rakyat
Visi & Misi Program
Program Sekolah Rakyat, inisiatif Presiden, dirancang sebagai pendidikan gratis berbasis asrama, dikhususkan bagi anak dari keluarga desil 1 dan 2 berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Tahap awal akan menjangkau 100 lokasi nasional, terdiri dari 395 rombongan belajar untuk jenjang SD, SMP, dan SMA. Di Jakarta, Sentra Handayani menjadi proyek percontohan, menampung 75 siswa SMP (35 laki-laki dan 40 perempuan).
Anggaran & Infrastruktur
Kementerian PUPR mengalokasikan sekitar Rp1,1 triliun untuk pembangunan tahap awal di 100 sekolah, dan diperkirakan Rp2 triliun untuk total 200 sekolah dalam fase lanjutan.
Progres fisik di Sentra Handayani telah mencapai 88,8% dengan target penyelesaian sembilan hari mendatang. Ini menjadi tolok ukur kesiapan nasional.
Lokasi Kegiatan: Sentra Handayani Jakarta Timur
Inspeksi Fasilitas oleh Seskab
Seskab Teddy Indra Wijaya memeriksa langsung kelayakan fasilitas asrama, ruang belajar, toilet difabel, dan lapangan olahraga. Bahkan, ia mencoba sendiri tempat tidur siswa untuk memastikan kenyamanan anak-anak yang akan tinggal dan belajar di sana.
Kolaborasi Lintas Kementerian
Mensos Gus Ipul mengapresiasi dukungan teknis dari 100 tenaga PU yang bekerja 24 jam di lokasi. Ini menjadi simbol sinergi antara Kemensos, PU, dan Sekretariat Kabinet dalam membangun ekosistem pendidikan yang manusiawi dan merata.
Fokus Kebijakan: Kunjungan ke Rumah Galih
Kondisi Sosial Ekonomi
Salah satu calon siswa, Galih, tinggal bersama ibu dan empat saudaranya di kontrakan tua yang bocor dan tak memiliki akses air bersih. Lokasi rumah hanya 100 meter dari lokasi sekolah. Mereka menyewa tempat tersebut seharga Rp500 ribu per bulan.
Daya Dukung Keluarga
Sejak ayah Galih wafat karena COVID-19 pada 2020, sang ibu, Suratna, menghidupi keluarga dengan menjual nasi uduk dan mencuci pakaian tetangga. Penghasilan hariannya sekitar Rp40 ribu. Sementara kakak Galih bekerja di kafe dengan gaji Rp1,3 juta per bulan.
Semangat Belajar dan Dukungan Program
Walaupun dalam kondisi ekonomi sulit, Galih menunjukkan semangat belajar tinggi. Nilai rata-rata rapornya mencapai 87,4. Ia telah mendapat bantuan dari program YAPI, PBI, dan KJP. Kehadiran Sekolah Rakyat diharapkan menjadi jalan keluar agar Galih tidak putus sekolah.
Kurikulum & Strategi Pengembangan
Rancangan Kurikulum Komprehensif
Kurikulum Sekolah Rakyat mencakup pembentukan fisik, mental, dan akademik berbasis talent mapping. Sistemnya terdiri dari intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, dengan penekanan pada spiritualitas, nasionalisme, dan literasi praktis.
Fasilitas Multi-Institusional
Fasilitas yang disediakan meliputi asrama terpisah antara putra dan putri, rumah guru, ruang makan, toilet ramah disabilitas, dan lapangan olahraga seperti basket. Infrastruktur ini dibangun untuk menunjang kehidupan belajar yang layak dan berkelanjutan.
Matrikulasi dan Peluncuran
Sekolah akan memulai tahap matrikulasi pada 14 Juli 2025, sebagai masa transisi menuju operasional penuh. Pemerintah berharap Presiden Prabowo hadir dalam peresmian sebagai bentuk simbolik peluncuran nasional.
Dampak Kebijakan terhadap Pemberdayaan Sosial
Pemberdayaan Orang Tua & Lingkungan
Kemensos merancang program pendampingan khusus untuk orang tua siswa, termasuk renovasi rumah dan revitalisasi lingkungan sekitar sekolah. Langkah ini bertujuan menciptakan ekosistem sosial yang mendukung perkembangan anak secara holistik.
Penyerapan Tenaga Kerja
Proyek pembangunan menyerap lebih dari 100 tenaga kerja di tiap lokasi. Jika dikalkulasikan secara nasional, ribuan lapangan kerja tercipta sebagai efek langsung program Sekolah Rakyat.
Rencana Ekspansi Nasional
Tahap kedua program akan mengintegrasikan Balai Latihan Kerja (BLK) dan gedung milik pemda sebagai lokasi tambahan. Diperkirakan akan menjangkau 424 rombongan belajar dengan total 10.600 siswa baru dan 6.000 tenaga pendidikan.

