Latar Belakang Program KUR
Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan instrumen strategis pemerintah untuk mendorong kemajuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Program ini menawarkan suku bunga rendah dan jaminan pemerintah, sehingga mampu meningkatkan akses pembiayaan sekaligus menciptakan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.
Realisasi Penyaluran hingga Pertengahan Tahun
Skala Capaian
Hingga pertengahan Juni 2025, realisasi KUR tercatat mencapai Rp 118,8 triliun, yang setara dengan 39,3 % dari target nasional Rp 300 triliun. Di sisi lain, jumlah debitur sudah mencapai 2.076.238 orang, atau 59 % dari total sasaran
Distribusi Skema
Penyaluran KUR dibagi ke dalam beberapa skema:
-
Mikro: Rp 79,62 triliun untuk 1.899.471 debitur.
-
Kecil: Rp 39,05 triliun untuk 159.086 debitur.
Skema lainnya (super mikro, khusus, PMI) menyerap dana lebih kecil
Arah Strategis: Fokus ke Sektor Produktif
Program KUR 2025 menekankan agar 60 % dari alokasi pembiayaan digunakan untuk sektor produktif, yakni pertanian, manufaktur, dan industri makanan. Realisasinya: Rp 71,1 triliun atau 59,9 % telah tersalur ke sektor-sektor tersebut.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM, Riza Adha Damanik, menyatakan bahwa strategi ini ditujukan untuk memperbanyak lapangan kerja berkualitas dan mengurangi ketergantungan pada perdagangan semata.
Inklusi Sosial: Akses Lebih Luas Bagi Perempuan
Dalam hal inklusivitas, rilis Kemenkop menunjukkan bahwa 51,07 % debitur adalah perempuan, jumlah yang hampir menyeimbangkan akses gender total 977.931 debitur perempuan menerima pembiayaan sebesar Rp 60,9 triliun
Sedangkan debitur pria mencapai 1.097.593 orang dengan pembiayaan Rp 57,8 triliun. Ini menunjukkan bahwa KUR bagi perempuan telah cukup berhasil, menjadikan program ini semakin adil dan berdaya bagi pelaku usaha dari berbagai latar belakang.
Graduasi UMKM: Naik Kelas Usaha
Salah satu indikator keberhasilan KUR adalah “graduasi” UMKM di mana pelaku usaha naik dari kategori mikro ke kecil atau menengah.
Deputi Riza menyebutkan, pinjaman awal sebesar Rp 20 juta hingga Rp 50–100 juta menandakan kapasitas usaha mulai meningkat. Tahun ini, pemerintah menargetkan 1,1 juta debitur yang naik kelas, menjadikan program ini instrumen transformasi ekonomi berbasis usaha rakyat
Tantangan & Rekomendasi Pakar
1. Mempercepat Penyaluran
Dengan realisasi saat ini, perlu adanya percepatan hingga akhir tahun agar mencapai target Rp 300 triliun. Itu berarti distribusi masih harus meningkat setidaknya tiga kali lipat selama 6 bulan ke depan.
2. Memperkuat Sekuritisasi Debitur
Perlu didorong kemitraan antara bank penyalur dan lembaga keuangan lainnya seperti fintech atau koperasi digital untuk meningkatkan kecepatan dan cakupan pembiayaan.
3. Mendalami Profil Risiko
Analisis demografis dan sektor kompetitif harus dilengkapi untuk mengurangi rasio kredit macet (NPL). Data terakhir menunjukkan kualitas KUR masih dijaga, namun pengawasan portofolio perlu ditingkatkan.
4. Optimalisasi Graduasi
Program pendampingan dan pelatihan teknis untuk debitur perlu diperluas agar pelaku UMKM tidak hanya naik kelas secara nominal, tapi juga berdaya secara manajerial dan finansial.
Prospek Akhir Tahun
Untuk mencapai target Rp 300 triliun, penyaluran KUR harus menambah Rp 181,2 triliun dalam tempo sekitar 6 bulan. Asumsi laju distribusi stabil, setiap bulan dibutuhkan sekitar Rp 30 triliun.
Peran bank penyalur utama seperti BRI, Mandiri, BNI, dan BJB sangat krusial dalam mendukung percepatan ini. Selain itu, kolaborasi teknis dengan Kemenkop UKM dan pelaku regional juga akan memperluas penetrasi di kabupaten/kota.

