Lokasi Strategis PLTN Awal
Potensi Wilayah
Dalam rapat dengan Komisi VII DPR, Dirjen Ketenagalistrikan ESDM, Jisman P. Hutajulu, menyampaikan bahwa lokasi yang dipertimbangkan berada di “sistem Sumatera” dan “sistem Kalimantan”.
Zona Sumatera meliputi wilayah Sumatera Utara, Kepulauan Riau, serta Bangka Belitung, sedangkan Kalimantan berfokus pada Kalimantan Barat.
Dasar Pemilihan Lokasi
Kajian teknis mendalam dilakukan, termasuk survei seismik, ketersediaan air pendingin, akses infrastruktur, dan kedekatan dengan jaringan transmisi listrik.
Kabupaten seperti Pangkalan Susu dan Tanjung Balai di Sumatera Utara, serta Batam dan Bintan di Kepri, masuk dalam daftar 29 wilayah prioritas berdasarkan studi dari Dewan Energi Nasional dan lembaga riset terkait.
Tahapan Pembangunan PLTN
Timeline Proyek
Proyek PLTN pertama ini diperkirakan mulai konstruksi pada 2027–2028, dan siap komersial pada 2032–2033. Skema pembangunan bertahap mulai dari 250 MW per unit merupakan strategi mitigasi risiko, memungkinkan evaluasi performa dan integrasi teknologi modular yang fleksibel.
Pembentukan NEPIO
Sebagai pondasi regulasi dan manajemen, pemerintah menyiapkan Nuclear Energy Program Implementation Organization (NEPIO).
Badan ini akan memantau implementasi teknis, alur perizinan, keselamatan radiasi, dan kerja sama internasional. Ini menjadi jalan penting sebelum era PLTN berkembang dengan kapasitas besar di masa depan.
Energi Tambahan dan Sinergi
Integrasi Energi Terbarukan
Selain nuklir, pemerintah juga mempertimbangkan energi baru dan terbarukan (EBT) lainnya. Proyek PLTS terapung di Cirata, pengembangan panas bumi meluas di Sumatera–Jawa–Maluku–NTT, serta eksplorasi potensi energi bayu onshore/offshore (7 GW di utara Jawa, Sulsel, Kalsel, dan sekitarnya) menjadi sinergi untuk menjaga bauran energi ramah lingkungan.
Efisiensi dan Diversifikasi
PLTN menawarkan stabilitas pasokan dan harga listrik yang relatif lebih konsisten dibandingkan batu bara atau gas, yang rentan terhadap volatilitas harga komoditas global. Usia operasional yang panjang (40–60 tahun) membuatnya menjadi aset strategis untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) Indonesia.
Tantangan dan Rekomendasi
Persiapan SDM dan Regulasi
Keberhasilan PLTN memerlukan talenta terlatih—insinyur, teknisi, pengawas radiasi—serta regulasi keamanan ketat. NEPIO juga harus menjalankan standarisasi internasional dari IAEA dan protokol keamanan tingkat tinggi.
Sosialisasi Publik
Seiring dengan pembangunan, edukasi publik menjadi krusial. Budaya antinuklir di masyarakat sering dipicu oleh miskonsepsi tentang radiasi dan keselamatan. Keterbukaan informasi dan studi risiko perlu dijalankan agar proyek ini mendapat dukungan luas.

