Kabinet Keamanan Israel Setujui Rencana Militer Kuasai Kota Gaza

 

Kabinet Keamanan Israel Setujui Rencana Militer Kuasai Kota Gaza

Latar Belakang dan Keputusan Kabinet

Kabinet Keamanan Israel secara resmi menyetujui rencana militer untuk mengambil alih kendali Kota Gaza (Gaza City), bagian utara Jalur Gaza, dalam eskalasi terbaru konflik yang sudah memasuki bulan ke‑22. Pernyataan dari kantor Perdana Menteri menyebut bahwa IDF akan bersiap mengambil alih Gaza City sambil memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di luar zona pertempuran.

Lima Prinsip untuk Mengakhiri Konflik

Mayoritas anggota kabinet juga menyepakati lima syarat utama sebagai landasan akhir konflik:

  1. Pelucutan senjata Hamas

  2. Pemulangan sandera termasuk 50 orang, 20 di antaranya diperkirakan masih hidup

  3. Demiliterisasi Jalur Gaza

  4. Kontrol keamanan oleh Israel atas wilayah tersebut

  5. Pembentukan pemerintahan sipil alternatif yang bukan Hamas maupun Otoritas Palestina

Keputusan ini merupakan fase awal dari kemungkinan operasi militer yang lebih luas, termasuk potensi pendudukan keseluruhan Jalur Gaza.

Dinamika Internal dan Potensi Dampak

Penolakan dari Pimpinan Militer

Pemimpin militer Israel, termasuk Kepala Staf Jenderal Eyal Zamir, dilaporkan menentang upaya ini, memperingatkan kemungkinan bahayanya terhadap sandera dan memperpanjang konflik.

Rencana Evakuasi

Menurut laporan Axios, operasi akan mencakup pemindahan paksa seluruh warga sipil Gaza City ke kamp‑kamp pusat dan wilayah lain pada 7 Oktober, bertepatan dengan dua tahun serangan Hamas ke Israel.

Reaksi Domestik dan Internasional

Penolakan dari Dalam Negeri

Pemimpin oposisi Yair Lapid mengecam keputusan ini sebagai “bencana yang akan memicu bencana lebih dalam”, dan menuduh pemerintah mengabaikan keselamatan sandera demi kepentingan politik domestik.

Kecaman Global

Berbagai negara dan organisasi internasional mengecam langkah ini:

  • Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN) menyatakan keputusan ini sebagai pelanggaran hukum internasional.

  • Inggris (PM Keir Starmer) menyebut tindakan ini “salah” dan tidak akan menyelesaikan konflik, justru memperbesar korban jiwa.

  • Australia, melalui Menlu Penny Wong, memperingatkan bahwa pendudukan Gaza City akan memperparah krisis kemanusiaan.

Tantangan Kemanusiaan

Wilayah Jalur Gaza, khususnya Gaza City, saat ini sudah berada dalam kondisi darurat. Penduduknya sebagian besar mengungsi, menghadapi kelaparan, sakit, dan kehancuran infrastruktur. Pengambilalihan militer bisa memicu gelombang pengungsian baru serta memperparah kekurangan bantuan dan layanan dasar.

Lebih baru Lebih lama

ads

Berita Amanah dan Terpeercaya

ads

Berita Amanah dan Terpeercaya
Berita Amanah dan Terpeercaya

نموذج الاتصال