Kebijakan Pemerintah dalam Menetapkan Arah Pengembangan
Pemerintah tengah mengembangkan proyek mobil nasional yang diharapkan menjadi tonggak baru industri otomotif dalam negeri. Langkah ini menandai komitmen kuat untuk menghadirkan kendaraan yang dirancang, diproduksi, dan dikembangkan dengan kemampuan teknologi lokal.
Penentuan strategi sejak tahap awal menjadi elemen penting agar proyek ini dapat berjalan konsisten. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan khusus terkait pembentukan anggaran pengembangan.
Arahan tersebut memperlihatkan bahwa proyek ini tidak sekadar wacana, melainkan masuk dalam agenda prioritas pemerintah. Meski besaran anggarannya belum diumumkan, proses penyiapannya disebut sedang berlangsung.
Perencanaan anggaran memiliki peran besar dalam menentukan kualitas riset hingga kesiapan produksi massal. Investasi yang terkelola dengan baik dapat membuka ruang inovasi, terutama pada komponen utama kendaraan listrik. Karena itu, penentuan rentang harga sejak awal menjadi penyeimbang antara kebutuhan teknologi dan kemampuan produksi.
Alasan Harga Rp 300 Juta Jadi Batas Kompetitif
Pemerintah menilai bahwa harga merupakan kunci penyebaran kendaraan listrik yang merata di Indonesia. Pasar nasional menunjukkan bahwa mobil dengan harga di bawah Rp 300 juta mendominasi penjualan dalam beberapa tahun terakhir.
Kondisi tersebut menjadi dasar bagi pemerintah untuk menetapkan sasaran harga yang dianggap paling efektif. Airlangga menegaskan bahwa proyek mobil nasional harus berada pada kategori yang mudah dijangkau masyarakat luas.
Jika harga terlalu tinggi, daya serap pasar akan melemah dan tujuan menghadirkan produk massal tidak tercapai. Oleh karena itu, batas Rp 300 juta dipandang sebagai angka paling logis untuk masuk ke segmen terbesar penjualan otomotif.
Dari sisi perencanaan industri, keputusan ini mendorong produsen untuk menerapkan strategi efisiensi sejak awal proses pengembangan. Optimalisasi manufaktur lokal dapat menurunkan biaya sehingga harga akhir tetap bersaing. Pendekatan seperti ini lazim diterapkan pada negara yang sedang memperkuat basis industri kendaraan listriknya.
Kontribusi TMI, Pindad, dan Kemunculan Prototipe i2C
Dalam tahap pengembangan awal, pemerintah telah menunjuk beberapa perusahaan strategis untuk menggarap proyek ini. PT Teknologi Militer Indonesia (TMI) dan PT Pindad menjadi dua institusi yang bertanggung jawab pada aspek desain dan rekayasa teknis.
Keduanya memiliki pengalaman dalam pengembangan kendaraan khusus yang dapat menjadi modal penting untuk pasar sipil. Salah satu kandidat mobil nasional yang kini banyak disorot adalah model i2C yang dikembangkan TMI.
Kendaraan ini dirancang sebagai SUV listrik dan pembuatan konsepnya turut melibatkan tim Italdesign dari Italia. Kolaborasi internasional tersebut bertujuan memastikan kualitas desain tetap berada pada standar global.
Pindad juga menyiapkan model berplatform militer yang dapat diubah menjadi versi sipil, mirip pendekatan yang digunakan Hummer. Fleksibilitas desain seperti ini memberikan peluang pengembangan jangka panjang untuk kebutuhan berbeda.
Prototipe i2C sendiri telah dipamerkan di GIIAS 2025 dalam bentuk clay model skala penuh, menandakan bahwa proyek sudah memasuki fase visualisasi fisik.

