Fakta Awal: Pecah Ban Saat Akselerasi
Kabar duka datang dari dunia otomotif dan sepak bola. Diogo Jota, pesepak bola ternama, dikabarkan meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan lalu lintas tragis.
Insiden tersebut diduga disebabkan oleh pecahnya ban mobil ketika ia tengah mencoba menyalip kendaraan lain di jalan raya.
Risiko Kritis Saat Menyalip
Manuver menyalip, terutama pada kecepatan tinggi, merupakan salah satu momen paling kritis dalam berkendara. Dibutuhkan akselerasi cepat, perhitungan presisi, dan kondisi kendaraan yang prima.
Dalam kasus Diogo Jota, mobil yang dikendarainya mengalami pecah ban saat akselerasi dalam proses menyalip. Kejadian ini menyoroti pentingnya kondisi ban sebagai elemen vital keselamatan.
Pecah Ban: Penyebab dan Karakteristik
Pecah ban pada kecepatan tinggi dapat terjadi karena berbagai faktor, antara lain:
-
Tekanan angin yang tidak sesuai
-
Keausan ban yang ekstrem
-
Kelebihan beban kendaraan
-
Suhu permukaan aspal yang tinggi
-
Benturan dengan benda keras seperti batu atau lubang
Secara teknis, ban dirancang untuk menahan beban, kecepatan, dan suhu tertentu. Ketika spesifikasi tersebut dilampaui atau tidak dipenuhi, integritas struktur ban dapat gagal dan menyebabkan ledakan (tire blowout).
Kondisi Jalan dan Faktor Lingkungan
Peran Infrastrukur Jalan
Faktor eksternal seperti kondisi jalan turut berkontribusi pada keselamatan berkendara. Jalan bergelombang, lubang tersembunyi, atau permukaan licin bisa mempercepat kerusakan ban.
Apabila pengemudi tidak memiliki visibilitas yang baik terhadap kondisi jalan atau jika kendaraan melaju terlalu cepat untuk merespons rintangan, kecelakaan bisa menjadi fatal.
Cuaca dan Suhu Permukaan Aspal
Di negara-negara dengan iklim tropis atau musim panas ekstrem, suhu permukaan jalan bisa mencapai lebih dari 50°C. Suhu ini memperbesar tekanan internal udara dalam ban, mempercepat keausan, dan meningkatkan risiko pecah ban, terutama jika tekanan angin melebihi ambang aman.
Aspek Teknis Keselamatan Mobil
Teknologi Ban Modern dan Batasnya
Ban modern biasanya telah dilengkapi dengan sistem indikator keausan dan sensor tekanan angin (TPMS - Tire Pressure Monitoring System).
Namun, teknologi ini tidak selalu mampu mencegah kegagalan struktural secara tiba-tiba, terutama jika pengemudi tidak rutin melakukan pengecekan manual terhadap tekanan dan kondisi ban.
Peran Sistem Kendali Stabilitas (ESC)
Electronic Stability Control (ESC) dapat membantu menjaga kestabilan mobil ketika terjadi kehilangan traksi. Sayangnya, dalam kasus pecah ban di bagian depan pada saat menyalip, sistem ESC pun memiliki keterbatasan dalam mengatasi gaya lateral dan kecepatan mobil yang tidak seimbang.

