Latar Belakang Penangkapan
Pada 13 Juni 2025, konflik bersenjata antara Iran dan Israel kembali mencuat ke permukaan. Israel meluncurkan serangan udara terhadap sejumlah target strategis di Teheran dan fasilitas nuklir Iran.
Sebagai balasan, Iran merespons dengan meluncurkan drone dan rudal ke wilayah-wilayah utama Israel, termasuk Tel Aviv dan Haifa.
Dalam konteks ketegangan tersebut, Iran mengintensifkan operasi intelijen domestik guna mengungkap keberadaan jaringan spionase asing, terutama yang dikaitkan dengan Mossad, badan intelijen Israel.
Penangkapan dan Tuduhan
Penangkapan di Provinsi Qom
Kantor berita Fars dan aparat keamanan Iran mengumumkan bahwa sebanyak 22 orang ditangkap di Provinsi Qom atas dugaan bekerja untuk badan intelijen Israel.
Mereka dituduh memengaruhi opini publik, menyebarkan informasi palsu, dan merusak citra Republik Islam Iran secara sistematis.
Kasus Tambahan di Teheran
Penangkapan ini terjadi hanya beberapa hari setelah Kepolisian Teheran Barat menahan 24 orang lainnya. Para tersangka diduga terlibat dalam aktivitas sabotase informasi dan propaganda anti-pemerintah yang diyakini berafiliasi dengan Mossad. Salah satu dari mereka dilaporkan berkewarganegaraan Eropa.
Metode dan Jalannya Operasi
Keterlibatan Garda Revolusi
Operasi penangkapan tidak hanya dilakukan oleh kepolisian lokal, tetapi juga melibatkan satuan intelijen Garda Revolusi Islam (IRGC).
Operasi serentak dilakukan di beberapa provinsi seperti Qom, Alborz, Kohgiluyeh, dan Boyer-Ahmad.
Penyitaan Barang Bukti
Dalam penggeledahan, aparat menemukan berbagai peralatan yang diduga digunakan untuk aksi sabotase, termasuk drone, bahan peledak, dan alat komunikasi canggih. Barang-barang ini ditemukan di lokasi strategis seperti Savojbolagh, Fashafuyeh, dan Isfahan.
Dampak dari Konteks Perang Iran–Israel
Konflik Multi-Dimensi
Penangkapan besar-besaran ini tidak dapat dilepaskan dari konteks lebih luas, yakni meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel.
Perang yang terjadi tidak lagi terbatas pada konflik militer terbuka, tetapi juga melibatkan operasi-operasi intelijen rahasia yang menyasar tokoh-tokoh strategis dan jaringan dalam negeri.
Eksekusi dan Penegakan Hukum
Iran menunjukkan keseriusannya dengan menjatuhkan hukuman mati terhadap sejumlah individu yang terbukti melakukan spionase.
Salah satunya adalah Esmaeil Fekri, yang pada 16 Juni 2025 dihukum gantung atas tuduhan bekerja untuk Mossad dan melakukan "moharebeh" atau permusuhan terhadap Tuhan.
Analisis Pakar Intelijen
Motivasi Strategis Iran
Iran tampaknya menjalankan strategi pencegahan dan kontra-intelijen secara agresif, khususnya terhadap infiltrasi asing yang dianggap membahayakan stabilitas dalam negeri.
Tuduhan seperti “mengganggu opini publik” mencerminkan kepekaan rezim terhadap potensi gejolak sosial internal.
Kemungkinan Taktik Mossad
Mossad dikenal menggunakan teknik low-profile namun sangat efektif dalam membangun jaringan intelijen, termasuk melalui komunikasi daring, pengumpulan informasi terbuka, dan pemanfaatan simpatisan lokal. Taktik ini diduga mulai terbaca oleh aparat keamanan Iran.
Proyeksi dan Risiko Ke Depan
Eskalasi Regional
Penangkapan ini kemungkinan besar akan memperburuk hubungan Iran dengan negara-negara Barat, terutama jika terbukti melibatkan warga asing.
Selain itu, langkah-langkah represif ini dapat meningkatkan ketegangan domestik dan memicu tekanan internasional terkait pelanggaran HAM.
Perang Intelijen Berkelanjutan
Iran dan Israel kini tidak hanya berperang di medan tempur konvensional, tetapi juga dalam arena intelijen dan perang siber.
Penangkapan ini menunjukkan bahwa konflik intelijen akan terus menjadi elemen krusial dalam rivalitas geopolitik kedua negara.

