Kepergian Mendadak dan Pesan Terakhir Keluarga
Dunia fashion Indonesia tengah berduka. Desainer kenamaan Hengki Kawilarang meninggal dunia di usia 47 tahun pada Jumat pagi, sekitar pukul 10.00 WIB. Kepergian sang maestro diumumkan oleh pihak keluarga melalui media sosial dengan pesan haru dan permintaan doa dari masyarakat.
Jenazah almarhum dimakamkan di TPU Dara Ulin, Bandung, dengan suasana penuh isak tangis dari kerabat, sahabat, dan rekan seprofesi. Ungkapan belasungkawa berdatangan dari berbagai kalangan, menandakan betapa besar pengaruh dan jasa Hengki dalam dunia model Indonesia.
Karier Gemilang Sejak Awal 2000-an
Hengki memulai kiprah di dunia fashion sejak awal 2000-an. Ia dikenal dengan gaya busana glamor yang tetap mengangkat nilai etnik dan budaya Nusantara. Berbasis di Jakarta selama bertahun-tahun, ia akhirnya menetap di Bandung sejak 2020, tempat di mana kreativitasnya justru semakin berkembang.
Busana karyanya pernah dikenakan oleh banyak selebritas ternama Tanah Air. Tidak hanya itu, Hengki juga berhasil membawa namanya ke panggung internasional dengan tampil dalam ajang model bergengsi seperti New York Fashion Week, serta meluncurkan koleksi bertema budaya Indonesia di luar negeri.
Sempat Terpuruk, Bangkit dengan Lebih Kuat
Perjalanan karier Hengki tidak selalu mulus. Ia pernah tersandung kasus hukum yang membuatnya harus menjalani masa hukuman di penjara. Namun, selepas masa kelam tersebut, ia kembali bangkit dengan semangat baru. Ia memperbaiki hidup dan kembali fokus pada dunia fashion yang menjadi jati dirinya.
Kembalinya Hengki ke panggung model disambut baik oleh komunitas fashion. Banyak yang mengakui bahwa ia tak hanya berbakat, tetapi juga inspiratif. Ia menjadikan kesalahan masa lalu sebagai titik balik untuk menjadi lebih kuat, kreatif, dan rendah hati.
Detik-detik Menjelang Kepergian
Menjelang wafatnya, Hengki dikabarkan sempat menjalani perawatan intensif di rumah sakit karena kondisi kesehatannya yang menurun. Ia diketahui memiliki riwayat penyakit diabetes yang cukup lama. Dalam dua hari terakhir sebelum wafat, ia tak sadarkan diri hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir.
Salah satu anggota keluarga menyampaikan bahwa Hengki dalam kondisi pasrah dan ikhlas ketika merasakan kondisinya semakin lemah. Bahkan, dalam momen terakhirnya, ia sempat menggenggam tangan kerabatnya dan mengucapkan bahwa ia siap jika memang waktunya telah tiba.
Karya yang Mewakili Keindahan dan Identitas
Hengki tak hanya menciptakan busana, ia membangun narasi budaya melalui desainnya. Ia dikenal selalu menyisipkan filosofi lokal ke dalam rancangannya—entah itu dari motif tenun tradisional, aksen batik modern, atau struktur gaun yang terinspirasi dari siluet adat.
Dalam setiap koleksi, Hengki seperti berbicara tentang identitas Indonesia yang kaya dan beragam, namun dikemas dengan sentuhan modern yang memikat pasar global. Itulah yang membuat namanya bertahan dan karyanya dicari, bukan hanya karena keindahan visual, tapi juga makna yang mendalam di baliknya.
Warisan Kreatif dan Harapan Terakhir
Hengki dikenal bukan hanya sebagai desainer, tetapi juga sebagai pribadi yang ramah, peduli, dan penuh kasih terhadap orang-orang di sekitarnya. Sebelum berpulang, ia sempat menyampaikan harapan agar karya-karya serta nama baiknya dapat terus dilestarikan dan diteruskan oleh generasi berikutnya.
Dunia model kehilangan salah satu sosok terbaiknya. Namun, warisan gaya, nilai budaya, dan semangat tak pernah menyerah yang ditinggalkan Hengki akan terus hidup dalam setiap jahitan busana yang pernah ia ciptakan.

