Dampak Hujan Lebat di Denpasar dan Sekitarnya
Hujan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Bali sejak Selasa pagi menyebabkan gangguan serius terhadap aktivitas masyarakat. Denpasar menjadi salah satu kawasan yang terdampak paling parah, dengan banjir meluas hingga menutup akses utama. Kondisi ini menciptakan hambatan besar bagi transportasi dan mobilitas warga di berbagai titik.
Selain menggenangi permukiman, air meluap hingga menutup ruas-ruas jalan vital di ibu kota provinsi tersebut. Jalan WR Supratman hingga Raya Batubulan tidak dapat dilalui akibat genangan dalam yang mengganggu arus kendaraan. Lokasi dekat Markas Brimob Polda Bali menjadi titik kritis karena terendam banjir.
Masyarakat yang hendak melintas terpaksa mencari jalur alternatif, meskipun tidak semua akses tersedia. Aktivitas harian, termasuk perniagaan, ikut terganggu karena terputusnya jalur distribusi. Kondisi ini menimbulkan kerugian ekonomi dan memperbesar risiko keselamatan warga.
Sarana Publik dan Infrastruktur Rusak
Selain ruas jalan, berbagai fasilitas publik di sekitar wilayah banjir juga mengalami kerusakan serius. Halte bus, tiang kabel komunikasi, hingga sejumlah papan penunjuk jalan roboh diterjang derasnya aliran air. Kerusakan ini menunjukkan lemahnya ketahanan infrastruktur menghadapi curah hujan ekstrem.
Banyak video beredar di masyarakat yang memperlihatkan ruko-ruko terendam hingga ke atap. Beberapa bangunan usaha di bawah jalan utama tidak mampu menahan tekanan air yang meluap. Kerugian material tidak dapat dihindari, terutama bagi pelaku usaha kecil yang bergantung pada lokasi tersebut.
Selain infrastruktur fisik, jaringan komunikasi masyarakat pun terganggu akibat tiang kabel tumbang. Situasi ini semakin menyulitkan warga yang membutuhkan informasi cepat dan akurat. Gangguan tersebut menambah kompleksitas penanganan darurat di lapangan.
Permukiman Warga Terdampak Parah
Banjir besar tidak hanya menghantam jalur transportasi, tetapi juga merendam puluhan rumah di kawasan padat penduduk. Jalan Siulan dan daerah sekitar aliran sungai Tukad Batubulan menjadi titik yang terkena dampak terburuk. Luapan sungai diperkirakan terjadi dini hari, tepat ketika warga masih beristirahat.
Warga terpaksa mengevakuasi barang berharga mereka dalam kondisi terburu-buru. Banyak yang tidak sempat menyelamatkan perabot rumah tangga akibat cepatnya kenaikan air. Tinggi genangan bahkan dilaporkan mencapai sepinggang orang dewasa di beberapa titik.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran serius mengenai keselamatan dan kesehatan penghuni. Ancaman penyakit akibat air kotor menjadi risiko tambahan yang perlu diwaspadai. Pemerintah daerah kini dituntut bergerak cepat menyediakan bantuan darurat.
Testimoni Warga Mengenai Skala Banjir
Sejumlah warga mengungkapkan bahwa banjir kali ini menjadi yang terparah dalam sejarah wilayah mereka. Salah seorang warga, I Wayan Pica, menyebut intensitas hujan yang terus menerus sebagai penyebab utama. Menurut pengakuannya, air mulai meluap sejak malam hingga pagi hari tanpa henti.
Kesaksian warga menunjukkan bahwa kejadian ini melampaui kondisi banjir sebelumnya. Ketinggian air yang mencapai sepinggul orang dewasa jarang terjadi di kawasan tersebut. Fakta ini memperkuat dugaan adanya intensifikasi curah hujan akibat perubahan iklim.
Masyarakat berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk memperkuat sistem mitigasi banjir. Peningkatan kualitas drainase dan pengendalian aliran sungai dianggap mendesak. Tanpa langkah cepat, risiko bencana serupa di masa depan tetap tinggi.

