Musim yang Penuh Tekanan bagi Francesco Bagnaia
Francesco Bagnaia menghadapi musim yang penuh gejolak di MotoGP 2025. Alih-alih tampil konsisten sebagai juara bertahan, ia justru sering terjebak dalam hasil yang mengecewakan. Kegagalannya finis di MotoGP San Marino 2025 semakin memperburuk situasinya di klasemen.
Dalam balapan di Misano itu, Bagnaia harus terhenti lebih cepat setelah terjatuh di lap kedelapan. Insiden tersebut membuatnya kehilangan peluang penting untuk menambah poin dalam persaingan papan atas. Hasil ini menambah daftar panjang kekecewaan yang dialami sepanjang musim.
Posisinya kini tertahan di urutan ketiga klasemen dengan 237 poin. Situasi makin tertekan karena Marco Bezzecchi, yang berada di bawahnya, hanya terpaut 12 angka. Dengan sisa seri yang semakin sedikit, risiko tergeser dari posisi tiga besar menjadi semakin nyata.
Performa Naik-Turun yang Mengkhawatirkan
Sejak awal musim, performa Bagnaia terlihat tidak stabil. Dari 16 seri yang dijalani, ia baru sekali mencatat kemenangan. Selain itu, ia hanya berhasil naik podium tujuh kali, hasil yang jelas tidak sebanding dengan reputasinya sebagai mantan juara dunia.
Ketidakstabilan ini semakin mencolok jika dibandingkan dengan performa rekan setimnya, Marc Marquez. Sang Baby Alien tampil dominan di MotoGP 2025, menguasai klasemen dengan 512 poin dan mengoleksi 11 kemenangan. Kontras ini memperlihatkan jurang besar dalam konsistensi di dalam tim Ducati.
Kesenjangan performa tersebut memberi tekanan tambahan kepada Bagnaia. Ekspektasi tinggi dari tim dan penggemar semakin membebani mentalitas balapnya. Alih-alih berkembang, tekanan itu seringkali berujung pada kesalahan fatal di lintasan.
Kekecewaan Bagnaia Usai San Marino
Usai insiden di Misano, Bagnaia tak bisa menyembunyikan frustrasinya. Ia menegaskan bahwa dirinya sudah berusaha memberikan yang terbaik, namun hasil tetap tak berpihak. Kondisi ini membuatnya merasa hampir kehabisan kesabaran menghadapi situasi yang berulang.
Meski begitu, Bagnaia masih berusaha menjaga keyakinan pada kemampuannya dan juga dukungan tim. Ia menekankan tekad untuk terus bekerja keras demi menemukan jalan keluar. Optimisme ini penting, meskipun hasil nyata masih belum terlihat.
Bagnaia juga menyampaikan harapannya agar titik balik segera datang. Ia percaya masih ada peluang untuk memperbaiki keadaan, asalkan kerja sama tim dan konsistensi bisa ditingkatkan dalam seri-seri berikutnya.
Respon Tegas dari Manajemen Ducati
Pernyataan Bagnaia mendapat tanggapan dari General Manager Ducati, Gigi Dall’Igna. Ia mengakui bahwa kesabaran bukan hanya menjadi persoalan sang pembalap, tetapi juga tim secara keseluruhan. Situasi ini memperlihatkan bahwa ketegangan internal semakin meningkat.
Dall’Igna menegaskan bahwa ekspektasi tinggi wajar diberikan kepada Bagnaia. Namun ketika hasil tidak kunjung datang, wajar pula jika rasa frustrasi menyelimuti seluruh elemen tim. Hal ini menggambarkan dinamika sulit yang dihadapi Ducati musim ini.
Meski menyiratkan ketidakpuasan, Dall’Igna tetap memberi ruang bagi Bagnaia untuk memperbaiki performanya. Harapan tim jelas: menemukan kembali konsistensi agar bisa mendukung ambisi Ducati mempertahankan dominasi di MotoGP.

