Latar Belakang Profesional
Dr. Marwan Al‑Sultan adalah seorang spesialis jantung terkemuka asal Jalur Gaza. Sejak 2016, ia menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Indonesia, salah satu fasilitas kesehatan terbesar di Gaza Utara yang dibangun melalui kerja sama relawan medis Indonesia.
Dalam kondisi blokade dan minimnya sumber daya medis, kehadiran dan kepemimpinan dr. Marwan menjadi pilar penting dalam memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat Palestina.
Dedikasi dan Perjuangan Medis
Memimpin di Tengah Krisis
Sejak konflik antara Israel dan Palestina kembali memanas pada Oktober 2023, dr. Marwan tetap memimpin Rumah Sakit Indonesia di tengah kondisi darurat.
Meski listrik padam, pasokan obat menipis, dan rumah sakit dikepung, ia tidak pernah meninggalkan tugasnya. Ia tetap berada di garis depan, menangani pasien kritis, dan memastikan layanan medis terus berjalan semampunya.
Suara Kemanusiaan
Tak hanya bertugas di ruang perawatan, dr. Marwan juga menjadi juru bicara yang aktif menginformasikan kondisi medis di Gaza kepada dunia luar.
Ia kerap memberikan laporan kepada media internasional, menjelaskan situasi di rumah sakit dan menyerukan agar fasilitas medis tidak dijadikan sasaran serangan.
Keberaniannya menyampaikan kondisi nyata menjadikannya figur yang disegani, baik di kalangan tenaga medis maupun komunitas kemanusiaan global.
Hari Terakhir dan Syahid Bersama Keluarga
Kronologi Serangan
Pada Rabu, 2 Juli 2025, sebuah serangan udara menghantam rumah dr. Marwan di kawasan Tal al-Hawa, Gaza. Serangan tersebut tidak hanya menewaskan dirinya, namun juga istri, dua anak, dan beberapa anggota keluarga lainnya.
Rumah yang menjadi tempat berlindung terakhir bagi keluarga tersebut rata dengan tanah. Tragedi ini memperlihatkan betapa rentannya posisi tenaga medis di zona konflik, bahkan saat berada di rumah sekalipun.
Reaksi dan Dampak
Berbagai pihak menyampaikan duka mendalam atas gugurnya dr. Marwan. Kementerian Kesehatan Palestina menyebutnya sebagai simbol pengabdian tanpa syarat.
Organisasi kesehatan dunia dan berbagai lembaga kemanusiaan internasional mengecam serangan tersebut. Kehilangan dr. Marwan turut menggerus tenaga medis spesialis di Gaza, karena kini hanya tersisa dua ahli jantung untuk melayani seluruh wilayah yang masih terisolasi akibat perang.
Warisan dan Implikasi Global
Kerugian Profesional dan Kemanusiaan
Kematian dr. Marwan tidak hanya berarti hilangnya satu nyawa, melainkan kehilangan sosok profesional dengan keahlian langka yang sangat dibutuhkan.
Gaza, yang telah mengalami kehancuran infrastruktur medis, kini makin kehilangan tumpuan. Dedikasi dr. Marwan yang bertugas hingga akhir hayatnya adalah cerminan integritas seorang dokter yang menempatkan misi kemanusiaan di atas keselamatan pribadi.
Tuntutan Internasional
Tragedi ini memunculkan desakan internasional agar rumah sakit dan petugas medis di zona konflik mendapat perlindungan hukum dan fisik. Komunitas global menyerukan pembentukan zona aman di sekitar fasilitas kesehatan dan dilakukannya investigasi independen atas serangan terhadap tenaga medis.
Pemerintah Indonesia turut menyampaikan kecaman dan menuntut pertanggungjawaban atas serangan yang menimpa institusi kesehatan hasil kerja sama antarbangsa tersebut.

