Ancaman Neuropati Akibat Suplemen Blackmores

Ancaman Neuropati Akibat Suplemen Blackmores

Latar Belakang Kasus

Dalam beberapa minggu terakhir, muncul kekhawatiran terkait dugaan kerusakan saraf (neuropati perifer) akibat konsumsi suplemen yang mengandung vitamin B6 dari merek Blackmores. Kasus ini pertama kali mencuat setelah Dominic Noonan‑O’Keeffe, seorang warga Australia, melaporkan gejala neurologis seperti kesemutan, kelemahan otot, dan mati rasa setelah mengonsumsi suplemen Blackmores Magnesium. 

Hasil penelusuran menunjukkan bahwa produk tersebut mengandung vitamin B6 dalam jumlah berlebihan, yakni sekitar 29 kali lipat dari rekomendasi harian yang dianjurkan. Lebih dari 30 laporan dengan gejala serupa telah disampaikan ke badan regulasi obat Australia, Therapeutic Goods Administration (TGA). 

Menyikapi kasus ini, TGA merekomendasikan agar produk suplemen dengan kandungan vitamin B6 melebihi 50 mg diklasifikasikan ulang sebagai obat resep. Di saat bersamaan, firma hukum Polaris Lawyers sedang mempersiapkan gugatan class action terhadap produsen karena dinilai lalai mencantumkan peringatan risiko pada label produk.

Situasi ini menimbulkan pertanyaan penting: sejauh mana keamanan konsumsi vitamin B6 dalam suplemen, siapa yang berisiko terdampak, dan apa peran regulator serta produsen dalam memastikan keamanan konsumen? Artikel ini akan mengulas secara komprehensif dari perspektif ahli.

Level Bahaya Vitamin B6 dan Mekanisme Neuropati

Vitamin B6: Dosis Aman vs Toksik

Vitamin B6 atau piridoksin adalah nutrisi penting bagi fungsi saraf dan metabolisme tubuh. Namun, kelebihan konsumsi terutama dari suplemen telah dikaitkan dengan kerusakan sistem saraf perifer. Menurut Mayo Clinic dan TGA, risiko neuropati dapat muncul pada dosis ≥50 mg/hari jika dikonsumsi dalam jangka panjang, bahkan tanpa adanya gejala sebelumnya.

Studi toksikologi menunjukkan bahwa paparan berlebihan terhadap piridoksin justru dapat menurunkan efektivitas saraf dalam menghantarkan sinyal. Ironisnya, gejala awal seperti kesemutan dan nyeri biasanya tidak langsung disadari sebagai tanda kerusakan saraf. Oleh karena itu, dosis tinggi vitamin B6 seharusnya tidak dikonsumsi secara bebas tanpa pengawasan tenaga medis.

Mekanisme Neuropati

Secara biologis, piridoksin dalam jumlah tinggi mengganggu fungsi akson dan mielin – lapisan pelindung saraf. Proses ini menyebabkan gejala seperti mati rasa, rasa terbakar, kelemahan otot, bahkan kelumpuhan ringan. 

Kerusakan ini umumnya dimulai pada saraf sensorik, terutama di tangan dan kaki, dan bisa bersifat ireversibel jika tidak ditangani secara cepat. Hal ini menunjukkan bahwa kerusakan bukan hanya sekadar efek samping biasa, melainkan kondisi klinis serius.

Siapa yang Termasuk Kelompok Rentan?

  1. Konsumen Suplemen Campuran
    Mereka yang mengonsumsi lebih dari satu produk suplemen – seperti multivitamin, mineral kompleks, dan booster energi – sering kali tidak menyadari bahwa semua produk itu mengandung vitamin B6. Jika dikombinasikan, dosis total bisa jauh melebihi ambang aman harian tanpa disadari pengguna.

  2. Penderita Gangguan Penyerap Nutrisi & Penyakit Kronis
    Pasien dengan gangguan malabsorpsi (seperti celiac atau Crohn’s), penderita penyakit ginjal, dan mereka yang menjalani terapi autoimun sering direkomendasikan suplemen tambahan. Tanpa pemantauan medis, kelompok ini lebih rentan terhadap efek kumulatif piridoksin dalam tubuh.

  3. Pengguna Dosis Tinggi Jangka Panjang
    Konsumsi vitamin B6 dalam dosis tinggi (>100 mg per hari) selama lebih dari 2–3 bulan telah terbukti secara klinis menyebabkan kerusakan saraf permanen. Kelompok ini mencakup pelaku olahraga ekstrem, pasien gangguan saraf yang mengandalkan suplemen untuk terapi, atau individu yang salah informasi terkait “dosis optimal”.

  4. Pengguna Obat Interaktif
    Beberapa obat seperti isoniazid, sikloserin, dan penicillamine dapat meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap vitamin B6. Jika tidak diawasi dokter, kombinasi ini dapat memperparah risiko toksisitas dan mengganggu efektivitas terapi utama.

Tanggapan Regulasi dan Industri

  1. Therapeutic Goods Administration (TGA)
    TGA sebagai otoritas farmasi Australia telah mengusulkan perubahan klasifikasi untuk vitamin B6 dosis tinggi menjadi obat resep. Ini untuk membatasi distribusi bebas dan meningkatkan pengawasan klinis terhadap penggunaannya.

  2. Pernyataan Resmi Blackmores
    Blackmores menyatakan bahwa seluruh produknya telah mengikuti panduan keamanan dan dosis dari TGA. Namun mereka juga menyatakan komitmen untuk memperbarui label peringatan sesuai rekomendasi terkini dan memastikan transparansi informasi bagi konsumen.

  3. Posisi Indonesia
    BPOM Indonesia telah memastikan bahwa produk Blackmores Magnesium yang dimaksud tidak beredar resmi di pasar domestik. Meski begitu, mereka tetap mengimbau masyarakat untuk berhati-hati membeli suplemen dari platform daring internasional dan memastikan izin edar resmi.

Rekomendasi Ahli

Untuk Konsumen

  • Periksa label kandungan produk secara detail, termasuk total vitamin B6 dari seluruh suplemen yang dikonsumsi.

  • Waspadai gejala neurologis awal, seperti kesemutan, nyeri otot, atau mati rasa pada jari dan kaki.

  • Hentikan konsumsi dan konsultasi ke dokter jika muncul gejala tersebut, jangan abaikan meskipun tampak ringan.

Untuk Produsen dan Regulator

  • Perbarui standar labelisasi, dengan mencantumkan peringatan jelas terhadap risiko konsumsi jangka panjang.

  • Terapkan sistem klasifikasi dosis tinggi sebagai obat resep, sesuai praktik yang mulai diterapkan di Australia.

  • Lakukan kampanye edukasi konsumen tentang bahaya suplemen berlebihan, bukan hanya manfaat semu.

Lebih baru Lebih lama

ads

Berita Amanah dan Terpeercaya

ads

Berita Amanah dan Terpeercaya
Berita Amanah dan Terpeercaya

نموذج الاتصال