Panen Jagung Hibrida F1 Super BISI 18 di Lahan Eks Sawah Tanralili
Polres Maros mencetak keberhasilan besar lewat panen jagung hibrida di Tanralili, Maros, Sulsel. Tanaman jagung ditanam di atas bekas lahan sawah seluas empat hektare yang telah disulap produktif. Varietas yang digunakan adalah F1 Super BISI 18, unggulan karena tahan cuaca dan hasil optimal.
Dari panen tersebut diperoleh total 32 ton jagung, dengan rata-rata 8 ton tiap hektare. Kadar air jagung pun terjaga ideal di angka 18 persen, sesuai standar kualitas pasar. Panen ini tak hanya menjadi bukti produktivitas, tapi juga simbol sukses program pendampingan Polri.
Kegiatan turut disaksikan Irwil III Itwasum Polri Brigjen Herukoco yang memantau langsung di lokasi. Kunjungan tersebut memperkuat pengawasan Polri dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Upaya ini juga mendukung instruksi Presiden Prabowo dalam mengejar swasembada jagung. Program ini menjadi bagian dari kontribusi konkret Polres Maros terhadap program strategis pemerintah pusat.
Menurut Brigjen Herukoco, pendampingan semacam ini harus terus digencarkan demi kemandirian pangan. Langkah seperti ini memperkuat sinergi antara aparat dan petani dalam menjaga ekonomi rakyat. Ia menekankan pentingnya kesinambungan peran kepolisian dalam pembangunan sektor pertanian.
Itwasum Polri Kawal Ketahanan Pangan, Sinergi Menuju Swasembada Jagung Nasional
Inspektorat Pengawasan Umum Polri kini berperan strategis dalam penguatan ketahanan pangan berbasis pertanian rakyat. Brigjen Herukoco menyampaikan bahwa Polri ditugaskan memperkuat program swasembada jagung sesuai arahan Presiden. Laporan terbaru Kapolri menyebut telah tersedia 793.339 hektare lahan produktif baru secara nasional.
Dari jumlah itu, 301.672 hektare berasal dari skema perhutanan sosial, sesuai arah program Asta Cita.
Target utama adalah membentuk lahan produktif hingga mencapai 1 juta hektare pada fase akhir program. Inisiasi tersebut sejalan dengan pembangunan nasional berbasis kedaulatan pangan dan penguatan ekonomi rakyat.
Itwasum Polri memiliki mandat mengawasi efektivitas, keberlanjutan, dan manfaat program langsung di lapangan. Di Maros, pengawasan ini diwujudkan dengan langsung hadir menyapa petani dan memantau panen. Dengan pendekatan humanis, Itwasum memastikan kepolisian hadir sebagai fasilitator bukan sekadar aparat pengamanan.
Brigjen Herukoco menambahkan bahwa aspirasi petani akan difasilitasi, termasuk alat pemipil jagung. Rencana ekspansi lahan jagung menjadi 15 hektare juga akan ditindaklanjuti segera. Menurutnya, langkah ini penting untuk mempertahankan semangat petani lokal dalam menjaga produktivitas.
Polres Maros Siap Kawal Distribusi dan Pastikan Petani Sejahtera
Kapolres Maros AKBP Douglas Mahenrajaya menegaskan komitmen mendalam dalam mendampingi petani jagung binaan. Ia menyampaikan Polres akan terus mengawal proses pertanian dari hulu ke hilir. Terutama dalam memastikan jalur distribusi hasil panen terjaga aman dan menguntungkan petani.
Douglas mengakui peran pemasaran sangat menentukan tingkat kesejahteraan petani secara langsung.
Ia menyebut koordinasi intensif dengan Bulog akan dilakukan demi menjaga harga jual tetap stabil. Selain itu, skema penyerapan hasil panen juga akan diperkuat agar hasil tidak terbuang percuma.
Menurutnya, kesejahteraan petani menjadi parameter utama keberhasilan pendampingan yang dilakukan aparat kepolisian. Polres Maros akan menjembatani akses petani terhadap pasar dan logistik pertanian yang efisien. Tak hanya itu, pihak kepolisian juga menjanjikan dukungan administratif dalam menghubungkan petani dengan program pemerintah.
Program ini diharapkan menjadi model bagi wilayah lain dalam memperkuat ketahanan pangan lokal. Dengan pendekatan yang konsisten, keamanan dan kesejahteraan bisa berjalan selaras di masyarakat. Itulah bentuk nyata kehadiran Polri dalam menjaga kamtibmas dan ekonomi desa.
Apresiasi Petani dan Rekomendasi Penguatan Sinergi
Ketua Kelompok Tani Usaha Bersama, Baharuddin, menyampaikan terima kasih atas dukungan Polres Maros. Ia merasa terbantu karena pendampingan Polri telah membuka akses pertanian yang selama ini sulit dijangkau. Melalui program ini, petani kini bisa memanfaatkan teknologi, akses bibit unggul, serta koneksi pasar.
Baharuddin juga menyebut motivasi petani meningkat karena hasil kerja keras kini terlihat nyata. Menurutnya, hasil panen kali ini membuktikan bahwa kolaborasi lintas sektor memang sangat penting. Petani kini tak lagi bekerja sendiri, melainkan didampingi dari sisi teknis dan pemasaran.
Ia pun menyambut baik rencana perluasan lahan agar produksi ke depan makin maksimal. Komitmen Polres dan Itwasum Polri dinilai sebagai contoh pengabdian nyata kepada masyarakat. Itwasum Polri juga merekomendasikan agar sinergi lintas institusi diperkuat demi kelangsungan program ini.
Forkopimda dan Bulog diajak aktif terlibat sejak proses awal hingga pemasaran hasil panen. Dengan pola ini, pendampingan tidak berhenti pada panen, tetapi berlanjut hingga hasil terserap optimal. Ketahanan pangan akan tercapai jika seluruh elemen daerah bergerak bersama.

