Layang-Layang Ganggu Penerbangan, 21 Pesawat Gagal Terbang di Bandara Soekarno-Hatta

 

Layang-Layang Ganggu Penerbangan

Gangguan Layang-Layang Picu Pembatalan 21 Penerbangan di Bandara Soetta

Aktivitas bermain layang-layang kembali mengacaukan lalu lintas udara Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Dalam periode 4 hingga 6 Juli 2025, sebanyak 21 penerbangan terganggu akibat layang-layang. Perusahaan navigasi penerbangan AirNav Indonesia menyampaikan laporan resmi atas insiden tersebut. Direktur Utama AirNav, Capt Avirianto Suratno, menegaskan layang-layang membahayakan penerbangan. Masyarakat diminta tidak lagi bermain layang-layang dekat area bandara tersebut.

Larangan tersebut berlaku khususnya untuk wilayah jalur pesawat lepas landas dan pendaratan utama. Avirianto menyayangkan masih ada warga yang mengabaikan peringatan yang telah disebarkan sebelumnya. Padahal keberadaan layang-layang di langit sangat membahayakan keamanan penerbangan nasional. Ia berharap masyarakat lebih sadar terhadap risiko yang ditimbulkan dari aktivitas ini.

AirNav telah mengeluarkan pemberitahuan khusus kepada para pilot atau dikenal sebagai NOTAM. Dokumen tersebut mencatat risiko keselamatan akibat gangguan layang-layang di ruang udara bandara. Semua penerbangan menuju maupun keluar dari Bandara Soetta diminta waspada. Notam bernomor A1912/25 ini menginformasikan potensi keterlambatan penerbangan.

Sembilan Pesawat Dialihkan, Enam Go Around, Satu Kembali ke Bandara Asal

Avirianto menjelaskan tindakan ATC yang harus menyesuaikan prosedur karena gangguan tersebut. Sebanyak sembilan pesawat terpaksa dialihkan ke bandara lain di luar Soetta. Enam pesawat harus melakukan prosedur go around untuk menghindari tabrakan. Lima pesawat batal mendekati landasan dan membatalkan pendekatan akhir.

Satu pesawat bahkan terpaksa kembali ke bandara asal atau return to base (RTB) karena situasi. Semua keputusan tersebut diambil untuk menjamin keselamatan penerbangan dan penumpang. Pihak AirNav memohon maaf atas ketidaknyamanan ini kepada pengguna jasa bandara. Mereka menegaskan bahwa keselamatan selalu menjadi prioritas utama dalam dunia penerbangan.

Avirianto juga mengimbau warga sekitar bandara lebih bertanggung jawab dalam menjaga langit tetap aman. Bahaya layang-layang tak hanya ancam jadwal penerbangan, tapi juga keselamatan ratusan jiwa. Ia mengulang bahwa pihaknya bertindak berdasarkan risiko nyata, bukan spekulasi semata. Terbang aman butuh dukungan semua elemen masyarakat sekitar bandara.

Langkah Pencegahan: Koordinasi dengan Stakeholder dan Sosialisasi Lebih Ketat

Untuk mencegah kejadian serupa, AirNav aktif berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan penting. Beberapa pihak terkait adalah Otoritas Bandara Wilayah 1, Polres Bandara, dan PT Angkasa Pura. Upaya bersama dilakukan melalui penerapan Ground Delay Program (GDP) serta Pre-Departure Clearance (PDC).

Langkah teknis ini diambil untuk meminimalisir risiko keselamatan saat gangguan layang-layang terjadi. Selain itu, AirNav terus melakukan kampanye agar masyarakat sadar akan pentingnya keselamatan penerbangan. Mereka mengajak semua pihak untuk menjaga langit tetap steril dari gangguan objek asing.

Melalui kesempatan ini, Avirianto kembali menyerukan larangan bermain layang-layang di sekitar bandara. Ia menegaskan imbauan tersebut tidak main-main karena menyangkut keselamatan manusia. Langit yang bersih dari gangguan adalah syarat utama kelancaran penerbangan di Indonesia. Mari jaga langit kita dari ancaman yang bisa dicegah sejak awal.

Lebih baru Lebih lama

ads

Berita Amanah dan Terpeercaya

ads

Berita Amanah dan Terpeercaya
Berita Amanah dan Terpeercaya

نموذج الاتصال