Latar Sejarah dan Makna Simbolik
Pengibaran bendera merah di Masjid Jamkaran, Qom, Iran, pada pertengahan Juni 2025, mengejutkan publik internasional. Simbol ini tidak hanya menjadi bagian dari ritual spiritual Syiah, tetapi juga menyampaikan pesan politik yang kuat.
Dalam tradisi Iran, terutama Syiah, warna merah adalah simbol penuntutan atas darah syuhada yang tertumpah dan panggilan kepada keadilan.
Sebagai seorang pakar Timur Tengah, saya melihat bahwa simbol ini bukan sekadar ekspresi emosional, melainkan bagian dari strategi komunikasi politik yang terstruktur dan penuh makna.
Masjid Jamkaran: Situs Sakral Kaum Syiah
Masjid Jamkaran dibangun sekitar tahun 1003 M berdasarkan petunjuk spiritual yang diyakini berasal dari Imam Mahdi.
Masjid ini menjadi pusat ziarah umat Syiah, khususnya pada malam Selasa, untuk memanjatkan doa dan menyampaikan harapan melalui surat kepada Imam Mahdi. Keberadaannya bukan hanya spiritual, tetapi juga politis.
Bendera Merah: Simbol Duka dan Balas Dendam
Dalam tradisi Syiah, bendera merah tidak menandakan perang secara eksplisit, melainkan sumpah untuk menuntut keadilan atas darah yang tertumpah.
Ungkapan “Balas Dendam untuk Hussein” kerap tertulis pada bendera ini, merujuk pada tragedi Karbala dan semangat perjuangan Syiah. Setiap pengibaran bendera merah merupakan bentuk peringatan sekaligus janji akan keadilan yang belum ditegakkan.
Momen Pengibaran dan Konteks Geopolitik
Mengapa Bendera Ini Dikibarkan Sekarang?
Bendera merah dikibarkan di Jamkaran biasanya sebagai respons terhadap kejadian luar biasa. Pada Januari 2020, bendera ini dikibarkan usai pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani.
Kini, pengibaran kembali dilakukan setelah kematian sejumlah tokoh penting Palestina dalam serangan udara Israel dan ketegangan yang meningkat di kawasan.
Resonansi Global dari Sebuah Simbol
Simbol ini memiliki dimensi internasional. Iran menggunakan pengibaran bendera merah untuk menyampaikan pesan kepada dunia, khususnya kepada lawan-lawan politiknya di kawasan, bahwa darah yang tertumpah tidak akan dibiarkan tanpa balasan.
Ini adalah komunikasi non-verbal namun sangat strategis penuh tekanan psikologis dan simbolik kepada pihak luar.
Peran Masjid Jamkaran dalam Politik Simbolik
Tempat Ibadah, Sarana Diplomasi
Meski Masjid Jamkaran berfungsi sebagai tempat ibadah, fungsinya kini melebar menjadi instrumen diplomasi simbolik.
Ketika bendera merah berkibar di sana, pesan yang dikirim bukan hanya kepada warga Iran, melainkan kepada jaringan Syiah global dan lawan politik regional. Iran memahami nilai dari “politik simbol,” dan Jamkaran menjadi panggung utama untuk menyampaikan itu.
Simbol, Strategi, dan Skala Risiko
Pengibaran bendera merah di Jamkaran adalah bagian dari taktik “politik ritual.” Ini adalah cara untuk menyatukan opini domestik, merangsang solidaritas regional, sekaligus mengirim pesan diplomatik berisiko rendah namun berdampak tinggi.
Pesan ini bukan ancaman militer langsung, melainkan peringatan moral dan spiritual dengan bobot strategis.
Iran sangat menyadari bahwa dalam dunia modern, simbol memiliki kekuatan yang setara dengan senjata. Lewat pengibaran ini, Iran memainkan narasi keadilan dan penderitaan umat Syiah untuk memobilisasi simpati dan dukungan dari dalam dan luar negeri.

