Tiga Helikopter Siap Evakuasi WNA Brasil dari Jurang Rinjani
Pemerintah Provinsi NTB kerahkan tiga helikopter untuk mengevakuasi pendaki asal Brasil, JDSP. Korban terjatuh ke jurang sedalam 500 meter di kawasan Gunung Rinjani, Sabtu pagi. Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal menyebut helikopter disiapkan TNI, Basarnas, dan sektor swasta. Ketiganya memiliki spesifikasi berbeda untuk mendukung proses penyelamatan di medan ekstrem Rinjani.
Helikopter pertama berasal dari Mabes TNI dan Basarnas, dijadwalkan tiba siang ini di BIZAM. Unit kedua berjenis Medivac telah disiagakan sebelumnya oleh pihak asuransi korban di bandara. Sementara helikopter ketiga milik PT Amman Mineral berspesifikasi angkut siaga di Sumbawa Barat. Seluruh armada udara tersebut difokuskan untuk akses cepat mengingat kondisi cuaca buruk.
Gubernur Iqbal tegaskan pilihan evakuasi udara karena jalur darat dinilai sangat berbahaya. Kondisi alam Gunung Rinjani yang curam dan cuaca berkabut menyulitkan evakuasi manual biasa. Selain itu, kedalaman jatuhnya korban membuat personel SAR kesulitan menjangkau langsung lokasi. "Semua cara akan dilakukan demi penyelamatan cepat dan efektif," ujar Gubernur Iqbal menegaskan.
Koordinasi Intensif Dilakukan, Drone Dikerahkan Lacak Posisi Korban
Asisten II Setda NTB, Lalu Moh Faozal, ungkap koordinasi intens dilakukan sejak Senin pagi. Pihaknya berkomunikasi dengan Basarnas dan instansi terkait untuk percepat proses pencarian. Tim di lapangan kerahkan drone demi menemukan koordinat pasti keberadaan pendaki asal Brasil. Langkah tersebut diambil guna mempercepat evakuasi tanpa menambah risiko personel di lapangan.
Visual drone menunjukkan lokasi jatuhnya korban berada di kawasan Cemara Nunggal, Rinjani. Jaraknya sekitar 500 meter dari titik awal diduga tempat pendaki tergelincir ke dalam jurang. Kepala Kantor SAR Mataram Muhamad Hariyadi konfirmasi korban berhasil teridentifikasi Senin pagi. Pukul 07.05 Wita, drone thermal menangkap visual tubuh korban dalam posisi tidak bergerak.
Temuan itu menjadi titik penting dalam proses evakuasi yang sejak awal terkendala cuaca buruk. Kondisi medan yang terjal, berkabut, dan licin membuat penyelamatan harus melalui jalur udara. Selain itu, evakuasi manual sangat membahayakan keselamatan tim penyelamat di lapangan. Untuk itu, helikopter menjadi opsi paling rasional dan efisien dalam situasi seperti ini.
Faozal menyebut operasi drone terus dilakukan guna memastikan lokasi pasti korban berada. Koordinasi lintas instansi terus digencarkan demi mempercepat proses penanganan dan penyelamatan. Dengan kerja sama semua pihak, diharapkan korban bisa segera dievakuasi secepat mungkin. “Evakuasi harus diprioritaskan dengan cepat dan hati-hati sesuai arahan Gubernur,” tegasnya.
Basarnas Pastikan Upaya Evakuasi Masih Berlangsung Intensif
Tim SAR gabungan masih berupaya keras mengevakuasi korban yang terperosok di jurang dalam. Hingga berita ini diturunkan, tim belum bisa menurunkan personel secara langsung ke titik korban. Upaya dilakukan dengan sangat hati-hati, mengingat struktur tebing yang licin dan membahayakan. Cuaca ekstrem menjadi tantangan besar, terutama kabut tebal dan angin yang tidak bersahabat.
Kepala SAR Mataram Hariyadi mengatakan korban tidak menunjukkan gerak saat dipantau dengan drone. Posisi tubuh korban yang tidak berubah menimbulkan kekhawatiran terhadap kondisi fisiknya. Namun demikian, evakuasi tetap dilakukan sesuai SOP keselamatan baik bagi korban maupun tim. Sarana heli menjadi harapan utama untuk menjangkau dan mengangkat korban dari kedalaman.
Komunikasi aktif terus dijalin antara Pos SAR Rinjani, Basarnas pusat, dan Pemprov NTB. Kesiapan armada udara sudah final, tinggal menunggu celah cuaca kondusif untuk eksekusi. Harapan utama seluruh tim adalah keselamatan korban dapat segera dipastikan dan diamankan. Tim lapangan juga bersiaga penuh apabila dibutuhkan opsi gabungan udara dan darat mendadak.
Hariyadi menegaskan misi penyelamatan ini jadi prioritas utama semua unsur SAR gabungan. Semangat kolektif ditunjukkan seluruh personel dalam menghadapi medan ekstrem Gunung Rinjani. Setiap keputusan teknis tetap mengedepankan keselamatan dan akurasi dalam langkah penyelamatan. Evakuasi ini akan dilanjutkan hingga korban berhasil diangkat dan dibawa ke lokasi aman.
Keselamatan Pendaki Asing Jadi Prioritas Pemerintah NTB
Pemerintah NTB tegaskan komitmen penuh dalam menjamin keselamatan wisatawan mancanegara di Rinjani. Evakuasi WNA Brasil yang terjatuh menjadi fokus utama pemerintah sejak insiden dilaporkan Sabtu. Langkah cepat diambil melalui koordinasi antarinstansi guna mempercepat penyelamatan korban. Tiga helikopter dengan berbagai spesifikasi dikerahkan demi mendukung proses evakuasi cepat.
Gunung Rinjani merupakan destinasi wisata unggulan dengan ribuan pendaki tiap tahunnya. Pemerintah NTB menegaskan pentingnya keamanan wisatawan sebagai bagian dari promosi pariwisata. Penanganan serius terhadap insiden ini diharapkan menjaga kepercayaan turis terhadap NTB. Selain itu, kejadian ini dijadikan evaluasi peningkatan sistem keselamatan pendakian ke depan.
Gubernur Iqbal menekankan perlunya mitigasi terpadu dan SOP lebih ketat bagi wisatawan asing. Termasuk kehadiran jalur evakuasi darurat dan pemantauan cuaca berbasis teknologi mutakhir. Upaya penyelamatan JDSP menjadi bukti nyata komitmen NTB dalam menjaga keselamatan turis. Pemerintah berharap kejadian ini tak mengganggu kepercayaan publik terhadap keamanan Rinjani.
Seluruh masyarakat NTB juga diajak berdoa agar evakuasi bisa berjalan dengan aman dan cepat. Kesiapsiagaan personel SAR gabungan jadi kunci dalam misi penyelamatan wisatawan Brasil ini. Dalam beberapa jam ke depan, diharapkan cuaca membaik untuk memudahkan proses evakuasi. Seluruh unsur terkait diminta tetap siaga hingga korban berhasil diselamatkan dari jurang.

