Sebuah pesawat penumpang yang akan mengangkut jemaah haji di Yaman dilaporkan hancur total.
Serangan tersebut terjadi saat pesawat tengah bersiap menjalani proses boarding di bandara utama.
Sumber lokal menyebutkan ledakan besar mengguncang area landasan tepat menjelang waktu keberangkatan.
Serangan rudal yang dilancarkan militer Israel menghantam pesawat Yemenia Airways di Bandara Sanaa. Bandara utama di ibu kota Yaman itu juga mengalami kerusakan parah pada landasan pacunya.
Yemenia Airways adalah maskapai nasional Yaman yang dijadwalkan mengangkut jemaah ke Arab Saudi.
Insiden tragis itu terjadi pada Rabu, 28 Mei, sebagaimana terekam dalam video yang beredar luas online. Video yang diunggah Direktur Bandara Sanaa, Khaled al-Shaief, menunjukkan asap hitam tebal membumbung tinggi. Dalam keterangannya, al-Shaief menyebut pesawat yang terkena rudal adalah armada operasional terakhir.
Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji di Yaman Terganggu Parah setelah Insiden Serangan Udara
Kementerian Agama Yaman menyatakan ribuan calon jemaah haji kini terjebak akibat insiden tragis tersebut. Mereka seharusnya diberangkatkan menuju Arab Saudi dalam rangka pelaksanaan ibadah haji tahunan. Namun, akibat kehancuran pesawat dan ancaman keamanan, seluruh penerbangan langsung dihentikan sementara.
Pejabat pemerintah setempat mengungkapkan bahwa beberapa jemaah bahkan telah berada di area boarding. Untungnya, tidak ada korban jiwa di kalangan penumpang karena mereka belum naik ke pesawat. Namun, para petugas bandara dan awak pesawat menjadi korban luka-luka cukup serius akibat serangan.
Yemenia Airways menyatakan pesawat itu dijadwalkan mengangkut jemaah haji menuju Mekkah dalam waktu dekat. Puluhan jemaah yang telah datang ke bandara akhirnya terpaksa pulang karena penerbangan dibatalkan. Kekecewaan mendalam dirasakan para jemaah karena harapan menunaikan haji pupus dalam sekejap.
Respon Internasional dan Potensi Eskalasi Konflik di Kawasan Timur Tengah
Negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengadakan rapat darurat menyikapi peristiwa ini. Mereka menuntut Israel bertanggung jawab atas serangan brutal terhadap fasilitas sipil non-militer tersebut. Komunitas internasional mengecam tindakan militer Israel yang dianggap melanggar hak asasi manusia.
Kelompok pemberontak Houthi menyatakan bandara Sanaa baru buka kembali sejak 17 Mei lalu.
Sebelumnya, bandara ditutup setelah enam pesawat dihancurkan dalam serangan udara Israel sebelumnya. Pembukaan kembali bandara dimaksudkan untuk memfasilitasi perjalanan komersial dan keperluan kemanusiaan.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengklaim serangan itu menargetkan fasilitas milik kelompok Houthi. Ia menyebut serangan dilakukan sehari setelah Houthi menembakkan dua proyektil ke wilayah Israel. Pernyataan tersebut memicu kecaman karena sasaran serangan merupakan fasilitas penerbangan sipil aktif.

