Ribuan Warga Gaza Ricuh Serbu Bantuan AS, Tentara Israel Melepaskan Tembakan

 

Ribuan Warga Gaza Ricuh Serbu Bantuan AS

Ribuan warga Gaza menyerbu pusat distribusi bantuan baru yang didukung Amerika Serikat di Rafah.
Truk bantuan tiba pada Selasa (27/5) siang, memicu desakan dan kepanikan di antara warga.
Mereka saling mendorong, merangsek masuk, dan memanjat pagar demi mendapat paket logistik kemanusiaan.

Zaid, seorang saksi mata, menyebutkan suara tembakan tentara Israel membuat warga panik berhamburan. Namun dalam suasana genting itu, sebagian warga tetap nekat mengambil bantuan walau nyawa terancam. Pihak militer Israel menyatakan hanya melepas tembakan peringatan untuk membubarkan kerumunan warga.

Militer juga mengklaim telah memulihkan kendali atas situasi setelah kekacauan di luar kompleks.
Beberapa warga terluka karena terinjak dan jatuh saat berusaha melarikan diri dari kerumunan.
Truk bantuan pun ditarik mundur karena kondisi terlalu berbahaya bagi petugas dan relawan kemanusiaan.

Distribusi Bantuan di Luar Koordinasi PBB Dinilai Sarat Risiko Politik dan Kemanusiaan

Distribusi ini merupakan bagian dari sistem baru hasil kerja sama Amerika Serikat dan pemerintah Israel. Sistem tersebut berjalan tanpa melibatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dinilai menyalahi prinsip kemanusiaan. Organisasi internasional mengecam sistem ini karena tak menjamin keamanan serta keadilan distribusi bantuan.

Kelompok HAM menyatakan bahwa pendekatan unilateral sangat berbahaya dan bisa memicu konflik sosial. Distribusi harus kolektif dan transparan, bukan bersifat politis atau dilakukan tanpa koordinasi menyeluruh. Sistem ini disebut lebih mendahulukan agenda luar negeri ketimbang kesejahteraan warga sipil Gaza.

NGO menilai pelaksanaan lapangan sangat buruk dan tak memperhatikan faktor keselamatan warga sipil. Distribusi yang semrawut berujung pada insiden berdarah, seperti yang terjadi di Rafah baru-baru ini. Tanpa koordinasi dan pengawasan, bantuan berubah menjadi ancaman ketimbang penyelamat warga pengungsi.

Warga Gaza Butuh Sistem Bantuan yang Manusiawi, Bukan Ancaman Bersenjata

Truk bantuan seharusnya membawa harapan, bukan menciptakan trauma bagi warga yang kelaparan dan tertekan. Kehadiran tentara bersenjata membuat warga takut, namun kondisi memaksa mereka tetap maju menyerbu. Sebagian tetap nekat, meski tahu bahwa nyawa mereka bisa melayang hanya demi sekantong makanan.

Pakar kemanusiaan menyebut kekacauan itu akibat buruknya sistem serta tidak adanya manajemen distribusi. Koordinasi antara NGO, otoritas lokal, dan lembaga internasional sangat dibutuhkan agar distribusi aman. Namun selama pendekatan militeristik digunakan, warga sipil akan terus jadi korban tanpa perlindungan.

Evaluasi menyeluruh dibutuhkan segera untuk mencegah kekacauan seperti yang terjadi di Rafah terulang. Distribusi bantuan harus bebas dari intimidasi bersenjata dan memprioritaskan keselamatan seluruh warga. Gaza butuh kemanusiaan, bukan peluru dan ketakutan dalam setiap upaya bertahan hidup dari kelaparan.

 

 

Lebih baru Lebih lama

ads

Berita Amanah dan Terpeercaya

ads

Berita Amanah dan Terpeercaya
Berita Amanah dan Terpeercaya

نموذج الاتصال