BEI Suspensi Perdagangan Saham COIN dan CDIA Usai Lonjakan Tajam
Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham dua emiten baru, COIN dan CDIA. Kedua perusahaan tersebut baru saja melantai di pasar modal pada Rabu, 9 Juli 2025. Keputusan suspensi ini diumumkan Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono.
Kebijakan berlaku efektif mulai Kamis, 17 Juli 2025, setelah harga saham keduanya melonjak signifikan pasca-IPO. Langkah ini diambil sebagai upaya cooling down demi melindungi kepentingan investor.
BEI berharap investor memiliki waktu cukup untuk mempertimbangkan setiap keputusan investasi. Informasi transparan dari perusahaan wajib diperhatikan semua pihak terkait. Suspensi mencakup Pasar Reguler dan Pasar Tunai hingga pemberitahuan selanjutnya.
CDIA Catat Kenaikan Signifikan dan Oversubscription Tinggi
Saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) mencatat kenaikan luar biasa usai debut perdana. Harga saham CDIA melesat hingga Rp 780 per lembar, naik 143,75% dalam sepekan. Sebelumnya, harga penawaran perdana dipatok Rp 190 per lembar dengan pelepasan 12,48 miliar saham.
Perseroan berhasil menghimpun dana segar mencapai Rp 2,37 triliun dari aksi korporasi ini. Di papan perdagangan BEI, CDIA menembus batas Auto Reject Atas (ARA) ke Rp 256 per saham. Antusiasme investor tinggi terbukti dari oversubscription hingga 563,64 kali lipat selama masa penawaran.
Partisipasi mencapai lebih dari 400 ribu investor, mencetak rekor permintaan luar biasa. Lonjakan harga yang cepat menjadi salah satu alasan BEI menghentikan sementara perdagangannya. Kondisi ini menandakan sentimen pasar terhadap emiten milik Prajogo Pangestu sangat positif dan penuh optimisme.
COIN Juga Melejit, Kelebihan Permintaan Capai 180 Kali
PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) juga mencatatkan lonjakan tajam setelah resmi melantai di BEI. Harga saham COIN naik hingga 160,44% dalam sepekan, diperdagangkan di level Rp 474 per lembar. Pada hari pertama, COIN menembus ARA dengan kenaikan 35% dari harga perdana Rp 100.
Perseroan melepas 2,2 miliar saham dan menghimpun dana sebesar Rp 220,58 miliar melalui IPO. Permintaan investor begitu besar hingga tercatat oversubscription lebih dari 180 kali lipat. Total pemesanan datang dari lebih 200 ribu calon investor, menandakan minat tinggi terhadap aset digital.
Antusiasme ini memicu lonjakan signifikan yang dinilai berpotensi menimbulkan volatilitas ekstrem di pasar. BEI mengambil langkah strategis dengan suspensi demi memastikan perdagangan berjalan wajar dan sehat. Kebijakan cooling down diharapkan memberi ruang stabilisasi serta melindungi kepentingan semua pelaku pasar.

