Sebanyak 24 siswa di Tasikmalaya dilaporkan mengalami keracunan setelah mengonsumsi makan siang. Makanan tersebut terdiri dari sayur labu yang disajikan di kantin sekolah. Keracunan terjadi pada siswa dari tingkat TK hingga SMP di beberapa sekolah.
Gejala yang muncul termasuk pusing, mual, dan muntah setelah makan. Para korban langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Kejadian ini memicu kecemasan di kalangan orang tua dan pihak sekolah.
Pihak berwenang langsung menindaklanjuti kejadian tersebut dengan melakukan penyelidikan. Dinas Kesehatan setempat berjanji akan memeriksa sumber makanan yang diduga menyebabkan keracunan. Mereka juga memastikan agar kejadian serupa tidak terulang.
Dugaan Sumber Keracunan: Sayur Labu yang Tidak Layak Konsumsi
Siswa yang mengalami keracunan mengungkapkan bahwa mereka mengonsumsi sayur labu. Makanan ini disediakan sebagai bagian dari menu makan siang di kantin sekolah. Setelah makan, banyak di antara mereka yang mulai merasa tidak enak badan.
Dinas Kesehatan Tasikmalaya langsung turun tangan untuk melakukan penyelidikan. Mereka memeriksa apakah sayur labu yang digunakan sudah kadaluarsa atau tidak layak konsumsi. Hasil penyelidikan awal menunjukkan adanya kemungkinan kontaminasi pada bahan makanan tersebut.
Pihak berwenang masih terus melakukan pemeriksaan terhadap bahan makanan yang digunakan. Mereka bekerja sama dengan pihak sekolah untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Semua siswa yang terlibat sudah mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan.
Pihak Berwenang Berjanji Tingkatkan Pengawasan Makanan di Sekolah
Dinas Kesehatan Tasikmalaya mengungkapkan rencana untuk meningkatkan pengawasan terhadap makanan di sekolah. Mereka berencana untuk melaksanakan pelatihan kepada pengelola kantin. Tujuannya agar mereka lebih memperhatikan kebersihan dan kualitas bahan makanan yang digunakan.
Para orang tua siswa juga meminta agar lebih banyak perhatian diberikan pada keamanan makanan. Mereka berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak yang terlibat. Selain itu, mereka juga menuntut agar hasil pemeriksaan dipublikasikan secara transparan.
Dengan adanya kejadian ini, pihak sekolah berkomitmen untuk meningkatkan sistem keamanan pangan. Mereka berjanji untuk melakukan pemeriksaan rutin terhadap makanan yang disediakan. Semua pihak berharap agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

