Pengendara Motor Kritis Usai Ditabrak, Anggota Polisi di Ternate Terseret Kasus

 

Pengendara motor kritis

Kecelakaan tragis terjadi pada Senin malam sekitar pukul delapan di Jalan Pahlawan Revolusi, Ternate. Seorang pengendara sepeda motor ditabrak mobil yang dikemudikan anggota polisi berinisial Briptu AR. Insiden berlangsung di kawasan padat lalu lintas yang kerap dilalui warga usai pulang bekerja. Beberapa pengemudi lain yang melintas langsung menghentikan kendaraannya setelah mendengar suara benturan keras. Suasana di lokasi berubah menjadi panik ketika korban terlihat tergeletak tak sadarkan diri.

Korban diketahui bernama M. Ridho Lestaluhu, mahasiswa berusia 23 tahun yang berasal dari Kelurahan Santiong. Sementara itu, pengemudi mobil dinas diketahui sebagai anggota aktif di Polres Ternate yang sedang tidak bertugas. Menurut saksi mata, Briptu AR mengemudi dalam kecepatan tinggi tanpa menyalakan lampu utama. Kendaraan korban sempat terseret beberapa meter sebelum akhirnya berhenti di depan toko kelontong. Warga yang berada di sekitar langsung memberikan pertolongan pertama kepada korban.

Seorang pedagang kaki lima yang berada di lokasi memberikan kesaksian mengejutkan kepada wartawan. Ia mengaku mendengar suara derit ban sebelum tabrakan keras terjadi di persimpangan jalan. Menurutnya, kendaraan pelaku melaju zig-zag sebelum akhirnya menabrak korban dari arah belakang. Beberapa warga berusaha menghentikan mobil polisi tersebut, namun pengemudi sempat mencoba melarikan diri. Kejadian itu terekam dalam kamera pengawas yang dipasang di salah satu ruko dekat lokasi kejadian. Video rekaman tersebut kini menjadi barang bukti penting dalam penyelidikan.

Kondisi Korban dan Penanganan Medis

Korban mengalami luka parah di bagian kepala dan dada serta patah tulang kaki kanan. Saat ditemukan, korban tidak sadarkan diri dan tubuhnya mengalami pendarahan cukup hebat. Petugas medis dari ambulans yang datang segera melakukan pertolongan pertama di lokasi. Setelah stabil, korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Chasan Boesoirie. Saat berita ini ditulis, korban masih dirawat intensif di ruang perawatan khusus.

Dokter yang menangani menjelaskan bahwa kondisi korban cukup kritis dan membutuhkan pemantauan selama 24 jam. Terdapat pendarahan di otak akibat benturan keras yang memerlukan tindakan bedah. Selain itu, korban juga mengalami trauma dada dan tulang rusuk yang retak. Proses pemulihan diperkirakan memakan waktu lama tergantung respons terhadap tindakan medis. Pihak rumah sakit belum dapat memastikan kapan korban bisa dipindahkan ke ruang perawatan biasa.

Keluarga korban yang datang ke rumah sakit tampak sangat terpukul dan meminta keadilan ditegakkan. Ayah korban menyatakan bahwa anaknya baru saja lulus kuliah dan sedang mencari pekerjaan. Mereka berharap pihak kepolisian bertindak profesional dan transparan dalam menangani kasus ini. Beberapa kerabat yang datang turut memberikan dukungan moral dan menyampaikan rasa prihatin mendalam. Hingga kini, keluarga korban masih menunggu kejelasan proses hukum terhadap pelaku penabrakan.

 

Respons Kepolisian dan Pemeriksaan Internal

Setelah kecelakaan tersebut, kepolisian setempat segera menanggapi insiden dengan melakukan penyelidikan. Pihak kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengumpulkan bukti yang relevan. Selain itu, anggota polisi yang terlibat dalam tabrakan tersebut juga langsung dimintai keterangan. Proses penyelidikan ini dilakukan untuk memastikan apakah ada kelalaian atau pelanggaran hukum yang dilakukan. Kepolisian berkomitmen untuk transparan dalam mengungkap fakta-fakta yang ada.

Sementara itu, proses pemeriksaan internal terhadap anggota polisi yang terlibat terus berlanjut. Kepolisian Daerah (Polda) setempat memberikan perhatian khusus terhadap penyelidikan ini. Mereka memastikan bahwa tidak ada unsur perlindungan terhadap oknum yang bersalah. Kapolres juga menegaskan bahwa setiap anggota kepolisian harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pihaknya juga berjanji akan mengungkapkan hasil pemeriksaan secara terbuka kepada publik.

Pernyataan resmi dari Kapolres Ternate menyatakan bahwa insiden ini sedang dalam proses penyelidikan. Kapolres menegaskan bahwa pihak kepolisian akan memastikan penanganan kasus ini sesuai prosedur hukum yang berlaku. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak berspekulasi sebelum hasil penyelidikan keluar. Kepolisian berjanji akan bekerja profesional dan memastikan keadilan bagi korban. Penyelidikan internal ini bertujuan menjaga citra baik institusi kepolisian di mata publik.

Reaksi Publik dan Media Sosial

Insiden ini langsung mendapat perhatian publik, terutama di media sosial. Banyak warganet yang mengkritik keras kejadian tersebut dan meminta keadilan untuk korban. Tagar #KeadilanUntukKorban langsung menjadi tren di platform media sosial seperti Twitter dan Instagram. Reaksi tersebut juga diwarnai dengan beragam unggahan yang menyoroti oknum polisi yang terlibat. Publik menuntut agar pihak berwajib menangani kasus ini secara serius dan tidak tebang pilih.

Berbagai video dan gambar yang menunjukkan situasi di lokasi kejadian beredar luas di media sosial. Beberapa video menunjukkan detik-detik sebelum dan sesudah kecelakaan terjadi, menambah sorotan publik terhadap insiden tersebut. Hal ini semakin memperburuk citra kepolisian yang dinilai tidak cukup mengedepankan keselamatan. Banyak netizen yang mendesak agar polisi bertanggung jawab atas kejadian ini dengan memberikan sanksi tegas. Publik berharap ada tindakan konkret dari pihak berwenang yang dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat.

Tanggapan dari masyarakat juga sangat tegas mengenai transparansi dalam penyelidikan. Banyak yang menginginkan agar tidak ada penutupan-nutupan yang terjadi dalam proses hukum ini. Mereka menilai bahwa kasus ini menjadi ujian besar bagi institusi kepolisian. Tekanan publik semakin besar agar proses penyelidikan berjalan terbuka dan tidak ada upaya untuk menutupi kebenaran. Publik berhak mendapatkan informasi yang jelas tentang perkembangan kasus ini agar keadilan dapat ditegakkan.

 

Implikasi Hukum dan Etika Profesi

Jika terbukti bersalah, oknum polisi yang terlibat dalam kecelakaan ini dapat dijerat dengan pasal-pasal pidana. Salah satunya adalah pasal kelalaian yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka. Selain itu, dapat pula dikenakan sanksi administrasi oleh institusi kepolisian, tergantung pada hasil penyelidikan. Kasus ini berpotensi menambah catatan buruk bagi kepolisian, jika tidak ditangani dengan serius. Proses hukum yang transparan menjadi kunci agar kepercayaan publik tetap terjaga.

Dari segi etika profesi, tindakan oknum polisi ini jelas mencoreng citra institusi kepolisian. Sebagai aparat penegak hukum, polisi diharapkan menjadi contoh yang baik bagi masyarakat. Tindakan ceroboh atau melanggar hukum justru memperburuk persepsi masyarakat terhadap kepolisian. Masyarakat menuntut agar kasus ini tidak hanya diselesaikan secara hukum, tetapi juga dalam kerangka etika profesi. Pembelajaran dari insiden ini bisa menjadi momentum untuk memperbaiki sistem internal kepolisian.

Kasus ini juga memicu seruan reformasi dalam penegakan hukum dan perlindungan korban. Banyak pihak yang menuntut agar setiap kasus melibatkan polisi diperiksa secara independen. Proses hukum yang cepat dan adil sangat diperlukan agar tidak ada korban yang merasa dirugikan. Seruan untuk memperbaiki sistem penegakan hukum terus disuarakan oleh berbagai elemen masyarakat. Reformasi kepolisian menjadi tuntutan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

Lebih baru Lebih lama

ads

Berita Amanah dan Terpeercaya

ads

Berita Amanah dan Terpeercaya
Berita Amanah dan Terpeercaya

نموذج الاتصال